Intisari-Online.com -Inilah salah satu artikel di Intisari bulan Agustus 1990 yang membahas tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia.Kotak masthead di sudut kiri atas hanya mencantumkan nomor telepon direksi dan redaksi, serta alamat redaksi di Solo. Tidak ada motto falsafah koran. Isinya melulu berita-berita politik dalam negeri.
Sementara itu di Jakarta pada tanggal 1 Oktober 1945 terbit Surat Kabar Merdeka. Surat kabar ini juga tidak mencantumkan penerbit, maupun nama-nama pengasuhnya. Hanya sekadar alamat kantor redaksi dan administrasi. Semangat kemerdekaan terasa sangat menggebu-gebu pada surat kabar ini. Di bawah nama surat kabar, tercantum motto: "Soeara Ra'jat Repoeblik Indonesia". Begitu berapi-api surat kabar ini menunjukkan kemerdekaan Indonesia.
Untuk menjawab apakah detik-detik proklamasi RI tahun 1945 tersebar lewat media massa, mari kita ikuti Surat Kabar Asia Raya. Harian berbahasa Indonesia ini diterbitkan oleh pemerintah militer Jepang di Jawa sebagai alat propagandanya. Sebagai pemimpin redaksi tercantum R. Sukarjo Wiryopranoto. Koran ini tampaknya berukuran tabloid, berisi 2 halaman. Halaman depan berisi berita-berita perkembangan politik di Jepang, sampai setengah halaman belakangnya. Halaman sisanya digunakan untuk iklan.
Dengan mengambil pola dinamika kerja sistem persuratkabaran sekarang, peristiwa tanggal 17 Agustus 1945 tentunya bisa diikuti dalam surat kabar keesokan hari. Apa isi Asia Raya pada tanggal 18 Agustus 1945? Soal proklamasi RI yang berlangsung di halaman rumah Ir. Soekarno, ternyata sama sekali tidak ditemukan kabar beritanya.
Berita utama di halaman 1 pada hari itu berbentuk banner headline, langsung memberitakan tentang "PENGANGKATAN KEPALA NEGARA INDONESIA MERDEKA - Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta". Isinya berupa sebuah "Makloemat" tertanggal 18 Agustus 2605 yang ditandatangani Soekarno - Hatta dan ditujukan kepada seluruh rakyat Indonesia.
Di atas "Makloemat" ada berita bahwa Panitia Persiapan Kemerdekaan telah bersidang pada tanggal 18 Agustus 2605 menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia; memilih sebagai presiden RI, Ir. Soekarno, dan sebagai wakil presiden Drs. Moh. Hatta; pekerjaan presiden untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
Pada tahun 1945, setelah proklamasi kemerdekaan, di Sala terbit Surat Kabar Merah Poetih. Catatan dalam Katalog Surat Kabar di Indonesia di Perpustakaan Nasional menyebutkan bahwa koran itu pada tahun 1945 sudah memasuki tahun ke II. Koran ini berukuran kecil, kemungkinan berukuran tabloid, terdiri atas dua halaman (satu lembar bolak-balik). Surat kabar ini sama sekali tidak mencantumkan nama pengasuhnya.
(Bersambung)