Intisari-Online.com -Dalam rangka merayakan ulang tahun yang ke-50,Intisarimemuat artikel-artikel lama dengan tema yang dianggap relevan dengan kondisi saat ini.Berikut ini artikelIntisari edisi September 1977 dengan judul asli "21 Tembakan Meriam Untuk Raja Farouk Yang Dipecat."Pukul tujuh, Naguib mengeluarkan pengumuman lewat radio. Tahap pertama dari operasi sudah berhasil dengan baik. Kini tiba saatnya menangani raja dan kekuasaan sipil. Nasser dan teman-temannya yakin bahwa Farouk akan minta bantuan Inggris. Jadi mereka perlu bertindak hati-hati. Untuk memakzulkan Farouk tanpa menimbulkan perlawanan hebat, dipergunakan jasa seorang politikus tua, AH Maher Pasha.Pukul sembilan pagi, ketika Anwar Sadat menemui AH Maher Pasha, orangtua ini baru selesai mandi. AH Maher kenal pada perwira-perwira Merdeka ini dan punya rasa penghargaan terhadap mereka. Ia ditawari membentuk pemerintahan yang baru. Ketika ia ragu-ragu, empat pesawat pemburu kedengaran meraung keras tidak jauh dari atap. Anwar Sadat menerangkan bahwa tentara sudah sepenuhnya berada di pihak mereka dan bahwa Naguib menjadi pemimpin tertinggi ketentaraan.Maher merasa lebih yakin dan minta waktu. "Saya tidak bisa membentuk pemerintahan baru tanpa otorisasi dari raja. Saya harus menyampaikannya dulu pada raja". Koleksi prangko harus ditinggal. Sementara itu, di istana Rasel Tin, di Iskandariah, Farouk yang sudah bangun menjadi panik. Ia menyampaikan pesan pada Naguib: '"Saya menerima semua persyaratan anda." Raja dengan naif menganggap bisa meredakan kemarahan perwira-perwira junta dengan beberapa konsesi. Tanggal 24 Juni ia setuju kabinet dibubarkan dan Maher secara resmi diminta membentuk kabiet baru. Tapi sorenya kolonel Nasser mendapatkan bahwa Farouk menyiapkan penggulingan balasan. Kendaraan-kendaraan lapis baja di bawah Khaled Mohiddin dikirimkan ke Iskandariah. Ketika itu komite eksekutif Perwira-perwira Merdeka sudah menjadi Dewan Revolusi yang merundingkan nasib raja.Sebagian ingin agar raja dibunuh saja. Nasser menentangnya karena alasan diplomatik. "Jangan beri kesempatan pada Inggris untuk intervensi," katanya. Jadi mereka memutuskan agar Farouk diharuskan meninggalkan Mesir dalam waktu 24 jam atau maksimum 48 jam. Anwar Sadat dan Naguib diutus ke Iskandariah untuk ini. Segalanya berjalan dengan cepat. Tanggal 26 Juli, ketika fajar menyingsing, pasukanpasukan revolusioner mengelilingi istana Farouk. Pukul 9 pagi jenderal Naguib mengirimkan ultimatum pada raja: Kalau raja tidak memakzulkan diri untuk menyerahkan takhta pada putera mahkota dan meninggalkan Mesir hari ini sebelum pukul 6 sore, maka raja harus menanggung sendiri akibat-akibatnya.Farouk tidak berusaha mempertahankan tahtanya, tapi meminta hal-hal yang menguntungkan dirinya seperti boleh membawa pergi harta bendanya dan kapal pesiarnya Mahroussa. Tapi ia dilarang membawa pergi koleksi perangkonya dan koleksi uang kunonya. Sepuluh menit sebelum waktu yang ditentukan, sesudah mengucapkan selamat tinggal pada keluarganya di "hall" istana, Farouk dengan seragam kebesaran laksamana, meninggalkan Ras el Tin. Sekeliling istana dan di jalan-jalan rakyat berkumpul.la diikuti oleh Ratu Narriman yang menggendong raja baru berumur 6 bulan. Di sebelah raja berjalan dubes AS yang seakan-akan bertugas sebagai "pelindung diplomatik". Ketika matahari mulai tenggelam di Laut Tengah, bendera istana diambil. Di pelabuhan meriam ditembakkan 21 kali.Ketika kapal hampir berangkat, sebuah jip muncul dan berhenti dengan terhenyak di kaki tangga. Jenderal Naguib dengan 3 perwira dari komite revolusioner naik dan menghampiri Farouk dengan hormat. Farouk tetap memperlihatkan keangkerannya. "Paduka, pada saat ini saya datang untuk mengingatkan bahwa ketika Inggris menekan anda bulan Pebruari 1942, saya berhenti dari ketentaraan sebagai protes untuk membuktikan kesetiaan saya pada monarki."Lalu Naguib minta diri, meninggalkan Farouk yang menuju ke tempat pengasingannya di luar negeri. Ketika tiba di P. Kapri, Farouk tidak lebih dari turis. Ia dilupakan orang tidak lama kemudian; Tanggal 18 Juni 1953 Republik Mesir diproklamirkan. Naguib menjadi presiden pertama. Tapi ia terpaksa menyerahkan tempatnya pada Nasser bulan Nopember 1954. Naguib dijebloskan ke penjara dan giliran dilupakan orang. Ia baru dibebaskan tahun 1970.
(Selesai)