Intisari-Online.com - Dalam rangka merayakan ulang tahun yang ke-50, Intisari memuat artikel-artikel lama dengan tema yang dianggap relevan dengan kondisi saat ini. Berikut ini artikel Intisari edisi Agustus 1985 dengan judul asli "Pasar Tanah Abang 250 Tahun."
Tahun 1926 pemerintah kotapraja membongkar Pasar Tanah Abang dan menggantinya dengan bangunan permanen, berupa tiga los panjang dari tembok dan papan serta beratap genteng. Kantor pasarnya nangkring macam kandang burung di atas bangunan pasar.Di depan pasar, pelataran parkir, dulu pernah menjadi tempat parkir kuda-kuda penarik delman dan gerobak. Fasilitasnya lumayan lengkap, karena di situ ada disediakan kobakan air yang cukup besar. Di seberang jalan ada toko yang khusus menjual dedak makanan kuda. Beberapa puluh meter dari toko dedak ada sebuah gang yang dikenal sebagai 'gang madat'. Itu tempat lokalisasi para pemadat. Orang yang ketagihan minum madat, dapat melepaskan nafsu madatnya di sini tanpa perlu takut ditangkap yang berwajib.Di zaman pendudukan Jepang Pasar Tanah Abang hampir tak berfungsi. Tidak ada barang untuk dijual, kios-kios banyak yang kosong. Yang dijual paling-paling hanya ubi, singkong, kepiting kecil-kecil dan bekicot. Yang banyak hanya gelandangan. Hampir setiap hari ada saja mayat gelandangan digotong ke luar pasar. Tekstil sama sekali hilang dari pasaran. Rakyat waktu itu banyak yang memakai baju dari goni.Seorang pembantu mantri pasar pernah dicurigai Jepang menyimpan banyak pakaian, gara-gara ia sering terlihat berganti-ganti baju. Padahal bajunya cuma satu stel, bekas seragam satpam di zaman Belanda. Supaya tidak bosan, seragamnya itu sering dia celup warna lain.Sebenarnya sampai tahun 1973 bangunan pasar masih kokoh, namun kondisinya sudah demikian "sumpek" dan fasilitasnya minim. Akhirnya Pasar Tanah Abang ini diremajakan, diganti dengan 4 bangunan berlantai empat. Sejak itu pasar ini pernah dua kali mengalami kebakaran. Pertama pada tanggal 30 Desember 1978, yang terbakar Blok A lantai tiga. Kebakaran kedua pada tanggal 13 Agustus 1979 yang menimpa Blok B •
(tota/P.O. Pasar Jaya, "Pasar Tanah Abang 250 tahun"; A. Heuken, "Historical Sites of Jakarta")(Belesai)