Lorong Masa: Korupsi Akut di Hongkong (5)

Moh Habib Asyhad

Penulis

Lorong Masa: Korupsi Akut di Hongkong (5)
Lorong Masa: Korupsi Akut di Hongkong (5)

Intisari-Online.com -Korupsi rasanya tidak pernah ada jeda untuk dibahas. Tidak di Indonesia, tidak di negara lainnya, dampaknya adalah momok berbahaya yang siap menggerogoti apa saja. Halus, licik, tapi jika dibiarkan ia akan menjadi pembunuh yang paling sistemik.IntisariApril 1975 secara eksklusif pernah membahas bagaimana korupsi menjadi “tradisi” di Hongkong.Seperti halnya semua maling—entah itu yang berseragam atau tidak—suatu saat pasti ada masanya mereka akan jatuh. Taffy Hunt tinggal menuggu masanya, saat ini yang kacau baru rumahtangganya. Betty memutuskan untuk kembali ke Inggris.

Tahun 1968 Hunt menikah untuk kali dengan Ursuka Holtom. Perempuan Jerman yang cantik dan pirang. Jika dihitung-hitung, di tahun itu, Hunt sudah memakan uang suap selama 12 tahun. Di tahun-tahun itu, korupsi di Hongkong kabarnya sudah umum, oleh karenanya Hunt merasa tidak cemas. Bisa dibilang sudah banyak temannya. Hunt sangat tahu, bahwa atasan-atasannya juga banyak yang korup seperti dirinya.

Bersama Ursula, Hunt juga memboyong hartanya kembali ke Inggris. Tapi kebanyakan dikirim via pos. Untuk mengelabuhi, uang-uang yang ditransfer melalui Bank of Amerika Hongkon atas nama Ursula sebelum menikah; Ellebrok. April 1971, Hunt resmi pindah ke Inggris beserta istri barunya.

Kepada teman-temannya, keluarga baru ini mengaku tidur di mobil selama perjalanan. Padahal yang sebenarnya adalah mereka selalu mampir ke hotel-hotel mewah. Hunt tidak lama di Inggris, Desember 1971 ia kembali ke Hongkong. Tapi situasi kini sudah berubah, Deputy Commisioner, Brian Selvin, marah besar.

Selama dua tahun (1971-1973), Hunt dimatai-matai. Hunt tidak pernah was-was, dia tetap menjalani lakonnya sebagai penerima suap ulung. Tapi ternyata, telepon Hunt sudah disadap. Ke manapun dia pergi, sudah diamati dan dikuntit oleh petugas dari Badan Anti Korupsi.

Untuk menggelabui petugas, Hunt berniat menyimpan seluruh uangnya di luar Hongkong. Ursula, dengan kotak kosmetiknya, beberapa kali berhasil lolos dengan membawa segepok uang. Tapi si tupai akhirnya jatuh juga.

Tanpa pertimbangan jernih, Hunt menandatangani klausal sebesar 1765 pon untuk sekolah anaknya. Ternyata, Madame Rita Huber, direktris tempat anak Hunt sekolah, adalah salah satu “mata-mata”. Huber membawa kuitansi itu ke Hongkong. 1973 Deputi Commisioner, Christopher Dawson, menindak Hunt. Ia memberi kesempatan sebulan buat Hunt untuk menerangkan bagaimana Hunt bisa hidup mewah, padahal gajinya sangat kecil.

Setelah melalui persidangan yang cukup alot, akhirnya tanggal 15 April 1974, mantan agen polisi itu akhirnya dijebloskan di penjara Stanley. Ia harus menerima nasib berada di antara rekan-rekannya yang juga terjerat korupsi. Tapi seperti yang telah diceritakan di awal, Hunt mendapat perlakuan istimewa. “Mereka memperlakukan saya seperti salah seroan kawan mereka. Kemampuan saya berbahasa Kanton juga membuat hubungan saya dengan sipir juga baik,” aku Hunt.

Setahun kemudian, Hunt resmi bebas. Tepatnya 14 Oktober 1974. Dia dijemput oleh limousine Mercedes milik Wong Kau, kawannya, beserta di dalamnya Ursula yang sudah bercucuran air mata. Enam hari kemudian, Hunt dan Ursula resmi terbang ke London dengan hartanya yang masih berlimpah.(Selesai)