Intisari-Online.com -Jennifer Lopez mengumumkan boneka Barbie yang terinspirasi dari dirinya telah rilis di pasaran. Pernyataan ini diucapkan dengan bangga olehnya lewat video promiosi."Aku selalu menginginkan hidup di dunia Barbie, aku selalu ingin menjadi seperti Barbie," penyanyi yang akrab disapa JLo ini dalam video yang ditayangkan bersamaan dengan dirilisnya boneka Barbie JLo ke pasaran. "Menurutku, Barbie mencerminkan harapan dan kemungkinan yang tidak terbatas," imbuh Aktris dan penyanyi berdarah latin ini.Namun, sayang sekali, rasa bahagia yang dirasakan oleh mantan istri Marc Anthony ini tidak bergulir lurus dengan tanggapan para penggemarnya. Bahkan, parahnya, Barbie Lopez malah menuai kontroversi, khususnya di jejaring sosial.Alasan Barbie Lopez dikecam lantaran tidak merepresentasikan wujud "bahenol" sang artis, terutama bentuk bokong JLo yang padat dan sensual digubah kerempeng dalam versi plastik. Bahkan, untuk menyoroti perbedaan yang mencolok tersebut, stasiun radioAire de San Justomengunggah foto JLo berdampingan dengan Barbie dirinya pada laman Facebook.Pada situs mikroblog, aliran komentar negatif terhadap Barbie JLo sangat ramai dan menarik, salah satu di antaranya ditulis oleh pemilik akun bernama Michaela Chritensen, "Wajah Barbie memang mirip JLo, tetapi tubuhnya kekurusan dan tidak memiliki fitur yang mewakili JLo."Ini bukan kali pertama Mattel, perusahaan yang memproduksi boneka Barbie, mendapatkan hujatan dan kecaman oleh publik disebabkan tubuh Barbie memiliki ukuran yang tidak realistis. Hal ini dianggap berbahaya dan dapat menyematkan pemikiran dalam benak anak-anak bahwa cantik itu seperti Barbie, kurus dan berambut pirang.Menanggapi polemik tersebut, pada awal tahun ini,Rehabs.com, mesin pencari pusat-pusat kesehatan mental, pernah menayangkan infografik yang menjelaskan bahwa anatomi Barbie benar-benar tidak masuk akal, yaitu leher Barbie dua kali lebih tinggi dan enam inci lebih kecil dari leher perempuan sesungguhnya. Jadi, apabila Barbie adalah perempuan asli, mustahil baginya untuk dapat mengangkat kepala. (Syafrina Syaaf / kompas.com)