2014, Tak Ada Sistem Tinggal Kelas di SD

Moh Habib Asyhad

Editor

2014, Tak Ada Sistem Tinggal Kelas di SD
2014, Tak Ada Sistem Tinggal Kelas di SD

Intisari-Online.com -Ujian Nasional untuk sekolah dasar resmi dihapuskan pada 2014. Tetap ada ujian akhir, tapi pemerintah sepenuhnya menyerahkannya ke sekolah yang bersangkutan. Selain itu, mulai tahun 2014, tidak ada murid sekolah dasar, sekolah dasar luar biasa, dan madrasah ibtidaiyah, yang bakal tinggal kelas.

Murid yang belum memahami pelajaran atau tidak lulus tetap boleh naik kelas, tetapi harus mengulang pelajaran di kelas barunya. Untuk memperkenalkan sistem baru tersebut, Pusat Kurikulum dan Perbukuan mengadakan pelatihan untuk guru pendamping yang turun ke lapangan. Beberapa pokok pelatihan adalah seperti apa bentuk rapor, bagaimana mengisinya, dan seperti apa memberi angka.

Jika tahun ini hanya mencakup 6.000 sekolah dasar, maka tahun 2014 target akan ditingkatkan menjadi 150.000 sekolah dasar. Semakin banyak sekolah dasar yang terlibat, semakin efektif proses sosialisasi program yang dicanangkan.

Penilaian berbentuk narasi

Dengan tidak adanya sistem tinggal kelas, otomatis cara pengisian rapor juga berubah. Untuk ke depannya, rapor tidak lagi berisi angka-angka melainkan berbentuk deskripsi untuk menilai sikap, keterampilan, serta pengetahuan siswa.

Untuk mempertimbangkan sisi psikologis siswa, sistem penilian narasi dalam rapor harus menggunakan bahasa positif. Selain itu, narasi-narasi yang dihasilkan sebisa mungkin bersifat memotivasi si anak untuk meningkatkan kemampuannya, lebih-lebih meraka masih berada dalam usia emas.

“Selama ini, jika anak diberi nilai lima, empat, atau nilai merah-merah yang lain, justru kurang baik dari sisi psikologis si anak. Bukan membangkitkan, justru akan membuat mereka minder,” jelas Tjipto Sumadi, Kepala Unit Implementasi Kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (Kompas)