Intisari-Online.com - Di negeri ini, perbedaan kerap menjadi alasan untuk saling mengerdilkan kemanusiaan.
Atas nama perbedaan, tak jarang nyawa harus melayang. Atas nama perbedaan, api berkobar membakar kampung. Orang-orang mengungsi. Anak-anak belajar membenci. Cinta pada manusia dan kemanusiaan tersingkir oleh dengki.
Padahal, Sang Pemilik Langit menurunkan hujan untuk orang jahat dan orang baik; menerbitkan matahari yang sama untuk orang yang sembahyang dan tidak sembahyang. Lalu kenapa kita bertikai karena kita berbeda?
Di tengah beragam peristiwa intoleransi yang kerap terjadi di negeri ini, ternyata ada banyak orang yang rindu akan kedamaian dan kerukunan hidup berdampingan dalam perbedaan. Kita tak harus bermusuhan karena kita berbeda.
Kerinduan itu terekam dalam berbagai komentar di media sosial menanggapi sebuah foto yang diunggah oleh Lexy Rambadeta, pembuat film dokumenter, di akun Facebook-nya.
Lexi mengabadikan sebuah perisiwa saat seorang biarawati Katolik bergandengan tangan dengan seorang wanita berhijab saat hendak menyeberang jalan di Jalan Loji Kecil, Yogyakarta, Rabu (8/1/2014).
Lexi mengabadikan keduanya menyeberang jalan sambil bergandengan tangan, lalu berboncengan motor sesampainya di seberang.
LEXI RAMBADETA
Tersenyum, keduanya menyeberang jalan sambil bergandengan tangan.
Saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/1/2014) petang, Lexy bercerita bahwa foto-foto tersebut diambil pada Rabu, 8 Januari 2014, sekitar pukul 18.30, saat ia berkendara melalui Jalan Loji Kecil yang gelap di Yogyakarta.
"Saya melihat dua orang dengan berpakaian simbol dua agama, bergandengan tangan hendak menyeberang jalan. Mak tratap (berdesir) aku melihatnya," papar Lexy.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR