Untuk Toleransi, Pak Haji Ini Biayai Acara Natalan

Moh Habib Asyhad

Editor

Untuk Toleransi, Pak Haji Ini Biayai Acara Natalan
Untuk Toleransi, Pak Haji Ini Biayai Acara Natalan

Intisari-Online.com -Selau ada oase di tengahpadangpasir yang gersang. Demi mewujudkan kerukunan antar-umat beragama, Haji Yusmin menjadi penanggung jawab dan juga menanggung biaya perayaan Natal di Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati,Semarang.

Bukan sebuah upacara yang mewah memang, tapi setidaknya ini memberi arti bagi bangsa yang terus dirundung isu-isu intoleransi ini.

"Awalnya itu karena saya melihat kok tidak ada perayaanNatalbersama di kelurahan ini, makanya saya ajak Pak Pius Heru Priyanto yang kebetulan beliaunya ini di bidang kerohanian umat nasrani di LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan). Saya sendiri ketuanya, panitianya ya akhirnya cuma berdua," ujar Haji Yusmin.

Dari situlah kemudian muncul ide untuk mengadakan perayaan Natal. Adapun perayaan itu sudah diselenggarakan pada Minggu (12/1/2014) di Balai Kelurahan Sukorejo dengan tema "Spiritualitas yang Menyehatkan".

Yusmin mengatakan, tak ada banyak uang menjelang perayaan. Panitia kemudian hanya membuat empat proposal permohonan bantuan dana. Dengan waktu hanya tiga hari, ia pun yakin akan kesulitan mendapatkan dana melalui proposal itu. Akhirnya proposal pun tidak dijalankan.

Ayah dua anak yang juga seorang tokoh masyarakat ini kemudian meminta bantuan rekannya yang juga seorang muslim. "Saya telepon, minta bantuan air mineral untuk perayaan Natal. Awalnya dia kaget dan bilang Pak Haji kok ngurusinnya Natalan, tapi kemudian memberi bantuan juga," tutur suami dari Sri Sulastri ini.

Selain itu, Yusmin juga mengajak sejumlah warga lain menjadi relawan. "Saya bilang pada siapa pun, ayo bantu dan ini yang balas Gusti Allah, karena enggak ada honornya, ya akhirnya jalan," tambahnya.

Gagasannya ini, ungkap Yusmin, dilakukan agar masyarakat di lingkungannya bisa turut menjaga kerukunan antar-umat beragama. Kaum mayoritas mengayomi yang minoritas, saling menghormati dan menghargai. Pihak kelurahan juga terlibat aktif dalam acara ini.

Yang lebih menggembirakan, menurutnya, bersamaan dengan perayaan Natal juga diselenggarakan pengajian akbar di beberapa wilayah yang masih satu kelurahan.

"Ada juga yang dekat dengan balai kelurahan untuk perayaan Natal, dan saat azan acara perayaan Natal dihentikan sebentar, kalau begini betapa indahnya. Saya hanya ingin kerukunan semacam ini terus ada di Kelurahan Sukorejo yang sangat heterogen," kata Yusmin.

Goa Maria

Yusmin menceritakan, dalam upayanya menjaga kerukunan semacam ini bukanlah tanpa konflik. Ia mengatakan pernah terjadi pro-kontra saat akan dilakukan pembangunan Goa Maria di wilayah tersebut beberapa tahun lalu. Ia turut memperjuangkan agar Goa Maria tetap dibangun meski banyak yang menentangnya.

Akhirnya tempat yang sering digunakan untuk acara kaum Katolik ini pun bisa berdiri dan tetap damai. "Apa pun saya berani asal benar, Tuhan yang tahu segalanya," tandasnya.

Yusmin mengatakan, dirinya termasuk orang yang fanatik dalam beragama. Namun, fanatiknya hanya dalam hal-hal tertentu. "Urusan beribadah itu masing-masing, dan di tempat masing masing. Masa shalat di gereja atau kebaktian di masjid. Jadi saya termasuk fanatik, tapi dalam hal ibadah, kalau bermasyarakat semua saudara saya," pungkas Yusmin.(Puji Utami|kompas.com)