Intisari-Online.com - Apabila mau lihat toilet dari emas, datanglah ke Jepang. Di dunia mungkin satu-satunya toilet dari emas 24 karat hanya ada di daerah GakugeiDaigaku, Tokyo, di rumahnya DR. Yoshiro Nakamatsu, yang lahir di Tokyo 26 Juni 1928 dan mencalonkan diri menjadi Gubernur Tokyo untuk ke-7 kali pada pemilu Tokyo yang akan diadakan 9 Februari 2014.
Harganya jutaan dolar AS, "Itu asli semua emas, bukan hanya tempat buang air, tetapi semua peralatan dan temboknya semua dilapisi dengan emas," ujarnya. Lha, untuk apa sensei? Tanya Tribunnews.com yang mewawancarai, Jumat (17/1/2014) di rumahnya empat tingkat itu.
"Kalau dinding tembok dan segalanya dari emas, saya bisa konsentrasi kerja dan tambah muncul ide-ide baru buat berbagai penemuan, tak akan bisa ditembus gelombang frekuensi mana pun sehingga pikiran saya tak terganggu segala sesuatunya. Sangat tenang dan terproteksi dari suasana luar sehingga fokus berpikir berkreasi dengan baik di dalam toilet emas tersebut," paparnya menjelaskan.
Kekayaannya yang luar biasa banyak itu dari kepemilikan 3.439 paten saat ini dan semuanya adalah mesin uangnya, fee terus masuk kepadanya dari paten yang dimilikinya tersebut.
Bukan hanya penemu floppy disk, tetapi mesin karaoke, sistem yang bisa menggenerasi hidrogen oksigen (Enerex), sepatu pegas sehinga orang bisa jalan lari cepat dan jauh seperti melayang, kondom magnet, alat pencatu rokok yang bisa membuat otak segar, rambut palsu untuk membela diri kalau dijahati seseorang, spray yang bisa membuat semakin gairah seks, dan ribuan lagi teman lainnya.
Dia juga pernah dapat Ig Nobel Prize yaito Nobel Prize yang untuk lucu-lucu sehingga orang bisa tertawa. Hadiah Ig Nobel tersebut karena dia selama 35 tahun melakukan pemotretan makanan dan minuman yang mau dimakan dan diminumnya.
Kalau sudah dipotret dan didokumentasi dia tahu apa pengaruh bagi badannya. Jadi kalau dia sakit dia langsung tahu, makanan yang bersangkutan tidak cocok buat badannya, karena setiap sebelum makan dan minum memotretnya.
Selain itu sebanyak 16 kali pernah dapat Grand Prix pada International Exposition of Inventors.
DR Nakamatsu mengakui punya isteri yang masih sehat hingga kini dan memiliki satu putri dan satu putra
Hidupnya setelah dikalkulasi olehnya, bisa sampai 144 tahun, "Saya kalkulsi hasilnya demikian. Supaya sehat harus bisa mengatur makanan minuman tidur dan seks dengan baik. Saya pantangan vitamin dan supplemen, bahkan saya menciptakan sendiri minuman sehat teh sehat ini," paparnya sampai memperlihatkan kepada Tribunnews dan menyicipinya. Enak memang rasa teh tersebut.
Yang menarik dari doktor yang dianggap banyak orang cukup eksentrik ini, kalau memilih kamera, membeli kamera, bukan dengan melihat barangnya, tetapi justru dengan menciumnya, "Kamera yang bagus pasti baunya enak sedap bagus, tidak bau kotor," tekannya.
Bau enak itu seperti bau parfum, bau fresh atau segar dan enak, "Maka itu kamera yang bagus dan bisa tahu kamera kualitas tinggi atau rendah dari baunya," tekannya lagi.
Pernahkah ke Indonesia? "Saya belum pernah ke Indonesia, tetapi mau juga sih ke Indonesia kalau ada yang mengundang saya. Mungkin saja untuk bisnis nanti ya lihat saja bagaimana nantinya," paparnya lagi, "Apa ada sih yang kenal atau pernah tahu nama saya di Indonesia?" tanyanya.
Doktor ini memang banyak mendengar akhir-akhir ini cukup banyak disebut nama Indonesia di pers Jepang karena itu cukup menarik juga memang Indonesia saat ini, tambahnya.
"Tapi saya mau ke India dalam waktu dekat karena ada konvensi internasional berkumpulnya para pemegang hadiah nobel di sana.
Masalahnya waktu pertemuan itu sangat berdekatan dengan waktu Pemilu Gubernur Tokyo 9 Februari mendatang. Pusing juga saya nih," tekannya sambil memegang kepalanya.
Meskipun demikian dia akan tetap ke sana memunculkan mukanya, mungkin cuma satu malam saja, "Belum tahu nantinya bagaimana, masih mikir-mikir saya, masih bingung," ungkapnya lagi.
Di US Science Academy Society (USSAS), DR Nakamatsu pernah disebutkan sebagai salah satu dari lima ilmuwan yang terhebat di dunia yaitu Archimedes, Michael Faraday, Maria Curie, Nikola Tesla dan dirinya sendiri.
Namun menurut Rhiannon Thomas penulis Modern Tokyo Times, kelompok USSAS tersebut tidak pernah ada. (tribunnews.com)