Intisari-Online.com -Dikisahkan sebelumnya Lembusuro yang berkepala sapi hendak meminang putri Sekar Kedaton. Sang Putrimau menerima pinangan Lembusuro untuk menjadi asalkan dibuatkan sebuah sumur di puncakGunung Kelud.Berkat kesaktiannya yang amat diandalkan Lembusuro menerima syarat yang diajukan oleh Sekar Kedaton. Ia menuju kepuncak gunung Kelud dan mulai menggali sumur dengan tanduknya yang sakti.Beberapa hari kemudian ternyata Lembusuro telah berhasil menggali sumur yang amat dalam dan kemudian keluarlah Air jang jernih. Mendengar berita ini Prabu Brawijaya mendjadi bingung dan ketakutan kembali.
Dalam keadaan yang panik Prabu Brawijaya memerintahkan kepada seluruh balatentaranya agar segera melempari Lembusuro yang masih di dalam sumur tersebut dengan panah, batu, kayu-kayu dan segala macam benda yang ada. Perintah Dikerjakan dengan baik, Lembusuro mati tertimbun di dalam sumur buatannya sendiri.
Namun berkat kesaktiannya, Lembusuro masih sempat mengancam Prabu Brawijaya dengan suara menggelegar dari dalam sumur: "Hai, Prabu Brawijaya engkau adalah Raja pengkhianat. Benar tubuhku telah mati karena perbuatanmu yang keji ini, namun arwahku akan tetap hidup sepanjang masa. Ingatlah, sebagai pembalasan kelicikan dan khianatmu, maka setiap enam belas tahun sekali aku akan merusak kerajaanmu".Setelah itu tidak terdengar apa-apa. Lembusuro benar-benar sudah mati. Namun Prabu Brawijaya merasa takut terhadap kutukan dan sumpah dari arwah Lembusuro yang tidak mustahil akan bisa terwujud.Oleh karena itu setibanya di istana kembali, Prabu Brawijaya memerintahkan kepada rakyatnya untuk membangun sebuah tanggul yang besar guna menghalangi maksud Lembusuro.Karena besarnja maka tanggul itu sampai merupakan sebuah gunung, yang kemudian diberi nama gunung Pegat. Nama ini sampai sekarang masih tetap mendjadi nama sebuah gunung yang terletak disebelah barat-laut Kecamatan Srengat (Kabupaten Blitar).Benarlah bahwa 16 tahun kemudian dari kematian Lembusuro di sumur puncak gunung Kelud itu untuk pertama kali gunung Kelud memuntahkan laharnya. Namun Lembusuro tak berhasil menghancurkan ibukota kerajaan Madjapahit, karena terhalang oleh tanggul besar gunung Pegat tersebut.Melihait usahanja gagal, konon Lembusuro semakin murka. Dihimpunnya balatentara berupa jin dan mahluk-mahluk halus lainnya; kemudian mengadakan persekutuan dengan Nyai Roro Kidul di lautan Selatan. Antara gunung Kelud dengan Laut Selatan dibangun sebuah "jalan-besar" di bawah tanah, gunanya untuk mengangkut air, pasir, lumpur, batu dan kayu-kayu guna senjata dalam menghancrkan daerah kerajaan Majapahit.
Oleh karena itu sepanjang zaman Gunung Kelud tak akan kehabisan "bahan lahar". Namun kenyataannya meskipun sampai dewasa ini gunung Kelud masih merupakan gunung api yang aktif, tetapi jarak antara letusan yang satu dengan lainnya tidak tepat 16 tahun.
--Artikel ini pernah dimuat di MajalahIntisariedisi Maret 1970--