Intisari-Online.com - Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan akibat krisis Ukraina, Kementerian Luar Negeri RI mengatakan, Kedutaan Besar RI akan segera mengevakuasi 60 warga negara Indonesia di negara pecahan Uni Soviet itu. Terlebih, tentara Rusia di Semenanjung Cremea yang telah mengepung militer Ukraina dari berbagai sisi.
"Kami akan ambil langkah antisipatif untuk warga negara kita di Ukraina. Kurang lebih ada 60 orang dan sudah saya laporkan ke Bapak Presiden. Bagi warga kita yang non-essential, misalnya keluarga-keluarga KBRI, akan kita relokasikan," ujar Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa, seperti dilansri Kompas.com, Selasa (4/3).
(Baca juga: Rusia Siap Invasi Ukraina (1) dan Rusia Siap Invasi Ukraina (2))
Marty mengatakan, sebagian besar WNI berada di pusat Kota Kiev, Ukraina, dan tidak ada yang berada di Semenanjung Cremea yang menjadi pusat pergolakan. Akan tetapi, demi keselamatan para WNI, kedutaan akan segera membawa 60 WNI keluar Ukraina menuju negara-negara di sekitar bekas jajahan Uni Soviet tersebut.
Saat ini sudah ada beberapa WNI yang berhasil keluar dari Ukraina. Menurut Marty, pemerintah Indonesia juga belum berencana menarik para diplomat RI di Ukraina. "Kami belum ada langkah ke sana. Justru diplomat tetap harus bekerja," kata Marty.
(Baca juga: Infografis Perbandingan Militer Rusia dan Militer Ukraina)
Mantan juru bicara kepresidenan RI itu menambahkan, Indonesia tetap menghormati kedaulatan kedua negara tersebut. Indonesia mendorong agar penyelesaian konflik ditempuh melalui jalur damai dan tetap menghormati hukum internasional.
"Kami juga serukan ke Dewan Kehormatan Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) untuk memikul tanggung jawabnya sesuai piagam untuk memelihara perdamaian internasional," ucap Marty.
Pemerintah baru Ukraina, yang bersandar ke Barat, menuding Rusia telah menggelar invasi de facto dengan mengerahkan pasukan di tanah Ukraina di Semenanjung Crimea. Tapi Moskwa membantah tuduhan itu, mereka menyatakan bahwa bisa jadi pasukan tersebut hanya berupaya melindungi etnis Rusia di Ukraina, setelah kerusuhan dan penggulingan Viktor Yanukovych dari kursi Presiden Ukraina.
Negara-negara Barat tengah mempertimbangkan sanksi untuk menghukum Rusia atas dugaan intervensi itu. Presiden Amerika Serikat Barack Obama bahkan engatakan kepada Rusia bahwa, jika negara beruang merah itu tetap berjalan dengan alur seperti ini, maka akan ada serangkaian langkah diplomatik dan ekonomi untuk mengisolasi Rusia. (Sabrina Asril|kompas.com)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR