Haus dan rasa pusing merupakan tanda-tanda dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh serta elektrolit. Pada anak-anak, minum susu lebih baik untuk mengobati kondisi tersebut bila dibandingkan dengan minum minuman energi.
Risiko dehidrasi biasanya meningkat pada siang hari, terutama ketika cuaca sedang panas-panasnya. Selain keluar melalui keringat, dan elektrolit yang terkandung di dalamnya juga keluar melalui penguapan pada permukaan kulit juga ketika kita berbicara.
Menurut sebuah penelitian, setiap kehilangan 1% cairan tubuh, kemampuan fisik tubuh akan menurun sebesar 15%. Tanda-tandanya termasuk sulit berkonsentrasi, denyut jantung dan suhu tubuh meningkat, serta cepat merasa lelah.
Dehidrasi yang lebih parah juga dapat memicul kerusakan organ yang lebih serius, atau bahkan kematian. Misalnya pada orang yang tinggal terlalu lama di bawah matahari, sering ada kondisi jantung yang disebut heat stroke.
Anak-anak cukup rentan terhadap bahaya dari dehidrasi karena mereka masih dalam masa pertumbuhan, sehingga fungsi organ belum sepenuhnya sempurna. Terutama ketika anak-anak berolahraga di bawah terik matahari dan ketika udara terasa kering.
Sebuah studi di McMaster University menunjukkan bahwa air putih saja kadang-kadang tidak cukup karena tidak mengganti elektrolit tubuh yang hilang melalui keringat. Meskipun demikian, untuk anak-anak, minuman energi sangat tidak dianjurkan.
Susu jauh lebih baik untuk dikonsumsi bila anak berolahraga di bawah matahari, karena nutrisi di dalamnya tidak hanya menggantikan kehilangan cairan dan elektrolit. Protein dan kalsium pada susu juga baik untuk pembentukan sel-sel otot dan tulang.
“Anak-anak gampang sekali dehidrasi selama berolahraga dan mereka harus cukup minum untuk menggantikan cairan tubuh. Susu jelas lebih baik karena kaya akan protein, kalsium, karbohidrat, dan elektrolit,” menurut salah satu peneliti Brian Timmons, seperti dikutip Indiavision.