Intisari-Online.com - Sejak krisis di Ukraina dan Crimea dimulai, Rusia mulai menginvasi Crimea. Mereka langsung unjuk kekuatan militer, baik di perbatasan dengan Ukraina maupun di dalam wilayah Crimea, untuk menunjukkan dukungan terhadap wilayah yang baru saja "melepaskan diri" dari Ukraina itu.
Sementara di sisi lain, AS dan NATO secara terang-terangan mendukung Ukraina dengan mengecam referendum Crimea dan merencanakan sanksi untuk Rusia.
Kemungkinan terjadi perang antara AS dan Rusia terkait krisis Ukraina memang hingga kini peluangnya masih sangat tipis. Ukraina bukan anggota NATO dan Presiden Barack Obama tampaknya akan berpikir panjang untuk kembali menyeret AS ke sebuah medan perang baru.
Namun, jika perang benar-benar terjadi, bagaimana skenario perang antara Rusia melawan AS dan NATO? Hasilnya pasti benar-benar sangat buruk.
(Baca juga: Infografis Perbandingan Militer Rusia dan Militer Ukraina)
1. Bencana nuklir
Meski sejak Perang Dingin perlucutan senjata strategis mulai dilakukan, saat ini AS dan Rusia masih memiliki hulu ledak nuklir siap pakai dan jumlahnya ribuan.
Sejumlah data menyebut AS masih memiliki persediaan misil balistik antarbenua (ICBM) sebanyak 448 buah yang masih mengarah ke wilayah Rusia.
Total, AS diperkirakan masiih memiliki 7.700 buah hulu ledak, termasuk 1.950 hulu ledak yang bisa diluncurkan lewat ICBM, kapal selam, dan pesawat udara.
Sementara itu, Rusia diperkirakan memiliki 8.500 hulu ledak berbagai jenis, tetapi hanya sekitar 1.800 buah yang siap pakai.
2. Perang konvensional di Eropa Timur
Skenario ini juga tak pernah terjadi selama Perang Dingin. Sama seperti perang nuklir, tampaknya perang konvensional ini juga kecil kemungkinan akan terjadi.
Namun, jika terjadi, Rusia akan memiliki sedikit keuntungan karena menjadi "tuan rumah". AL Rusia sudah lama menjadikan Crimea rumahnya dan pasukan darat Rusia hanya perlu melangkahkan kaki untuk mencapai Ukraina dan Crimea.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR