Intisari-Online.com - Ciuman bisa menunjukan rasa cinta seseorang pada pasangannya. Ciuman juga dapat membangun keintiman pasangan. Namun, ternyata beberapa orang tidak disarankan untuk melakukannya, terutama mereka yang memiliki alergi.
Mereka yang memiliki alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu dapat mengalami reaksi alergi setelah berciuman dengan pasangannya yang telah mengkonsumsi makanan atau obat-obatan yang memicu alergi.
Gejala yang ditimbulkan hampir sama ketika orang yang memiliki alergi tersebut mengkonsumsi langsung pemicu alergi tersebut. Beberapa gejala yang ditimbulkan antara lain pembengkakan pada bibir dan tenggorokan, ruam (munculnya bintik-bintik merah pada kulit), gatal-gatal, ataupun sesak nafas.
Para ahli sempat merekomendasikan mereka yang memiliki alergi untuk meminta pasangannya (yang tidak memiliki alergi) untuk membersihkan mulut dan giginya serta menghindari makanan yang dapat menyebabkan alergi 16 - 24 jam sebelum berciuman.
Namun, menurut Dr. Sami Bahna, seorang ahli alergi, pada beberapa kasus, cara tersebut tidak berhasil. Mantan Presiden American College of Allergy, Asthma and Immunology (ACAAI) ini mengambil kasus seorang pria berusaia 30 tahun yang memiliki alergi tehadap kacang disertai anafilaksis (reaksi alergi yang dapat menyebabkan kematian).
Pria ini mengalami pembengkakan serta rasa gatal di mulutnya ketika berciuman dengan pasangannya. Padahal, walaupun dua jam sebelumnya memakan kacang, pasangannya tersebut sudah membersihkan gigi dan mulutnya. Bahkan dia sudah mengunyah permen karet. Ternyata, sel-sel tubuh wanita ini tetap memproduksi alergen (bahan atau senyawa yang menimbulkan alergi) beberapa jam setelah dia memakan kacang.
Ditambah dengan fakta bahwa beberapa orang alergi terhadap bahan kimia dalam spermisida, pelumas, lateks, dan bahkan sperma pasangannya, maka ternyata membangun hubungan yang intim terkadang harus menjadi sangat sulit. (myhealthnewsdaily)