Anak Sakit dan Tuntutan Pekerjaan

Agus Surono

Editor

Anak Sakit dan Tuntutan Pekerjaan
Anak Sakit dan Tuntutan Pekerjaan

Intisari-Online.com - Seperti yang dialami Shinta, yang terpaksa tidak masuk kerja karna anaknya yang baru menginjak SD sakit panas. Tak hanya kaum ibu saja yang repot. Para bapak tak jarang ikut tidak masuk kerja karena istrinya tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Jika memperoleh atasan yang pengertian, masalah tak meluas. Namun, ada beberapa atasan yang tak bisa memahami kesulitan orangtua ketika anaknya sakit.

Pernyataan ini menggambarkan masalah yang dihadapi orangtua bekerja ketika anak mereka sakit. Suka tidak suka, anak pasti akan jatuh sakit. Karenanya, Anda perlu siap-siap sejak jauh hari, dengan meningkatkan kesehatan anak Anda. Atasan pun akan senang.

  • Sebelum anak jatuh sakit, didik pengasuh anak untuk merawat anak sakit, misalnya cara mengompres, membaca label obat, mengukur suhu, dsb. Kompromikan dengan suami, ibu, ibu mertua, atau ipar untuk mendampingi pengasuh anak Anda, bila pekerjaan kantor tidak bisa ditinggal. Mereka biasanya mau membantu.
  • Rundingkan bersama pasangan Anda. Beban merawat anak yang sakit terutama sangat memberatkan perempuan. "Di sejumlah keluarga, secara tidak langsung ditentukan ibu yang tinggal di rumah merawat anak yang sakit," kata Jill A. Swanson, M.D., kepala bagian anak dan remaja di Mayo Clinic, Rochester, Minnesota. "Kadang para ibu perlu bilang kepada para bapak, Hai, sekarang giliranmu! "Para ibu harus tahu, mereka boleh saja minta suaminya untuk ikut bertanggung jawab."Sejak jauh hari, Anda perlu membahas masalah ini dengan pasangan Anda. Ketika anak-anak masih kecil, salah satu harus melakukan pekerjaan paruh waktu atau pekerjaan dengan waktu yang fleksibel. Mungkin Anda dapat menukar shift. Misalnya, pasangan Anda diam di rumah pada pagi hari sementara Anda bekerja, dan kemudian bertukar peran di sore hari untuk mengurangi dampak pekerjaan.

  • Pertimbangkan pusat perawatan anak sakit. Di AS ada beberapa pusat perawatan anak khusus untuk merawat anak sakit. Rumah sakit anak kadang juga menyediakan jasa ini. Dalam kasus lain, tempat penitipan anak biasanya menyediakan tempat khusus untuk anak-anak yang sakit.Orangtua tertentu tidak suka menggunakan jasa seperti itu, dengan pertimbangan anak sakit harus ada di rumah bersama ibu atau bapaknya. Tetapi, orang lain berpendapat ada keadaan di mana hal itu dapat dilakukan oleh pusat perawatan anak sakit. Misalnya, saat seorang anak menderita penyakit menular dengan gejala ringan dan merasa dirinya baik-baik saja, tapi dia tidak boleh masuk sekolah. Yang diperlukan oleh si anak hanyalah tidur siang dan bermain yang tenang. Dalam hal ini kehadiran orang tua tidak dibutuhkan.

    Sebelum memutuskan untuk menggunakan pusat perawatan anak sakit, kunjungi satu atau dua tempat itu bersama anak Anda. Tanyakanbiaya dan kebijaksanaannya, dan tentukan apakah Anda merasa cocok dengan petugas dan lingkungannya.

    Ingat, pusat perawatan anak sakit hanyalah bagi anak dengan gejala ringan. Kalau anak cukup serius sakitnya, mereka butuh perhatian orang tua.

  • Cari pekerjaan yang jam kerjanya fleksibel. Coba cari pekerjaan yang memberi keleluasaan untuk merawat anak. Teknologi yang canggih – misalnya E-mail, telepon genggam, mesin fax - memberi banyak peluang untuk hal ini. Tanyakan kemungkinan semacam itu bila Anda mencari pekerjaan. Tanyakan juga apakah ada fasilitas khusus bila anak sakit.
  • Coba bicara dengan atasan. Pilihan lain adalah berunding. Kalau Anda menyajikan pemecahan bukan ancaman, bos kemungkinan akan memberi jawaban yang positif. Bersedialah membawa pulang pekerjaan atau melakukan pekerjaan di luar jam kantor. Cari kemungkinan meminta tolong rekan sejawat melakukan tugas Anda. Tanyakan pada rekan sejawat kalau-kalau mereka mau bertukar shift. Tunjukkan Anda berniat menyelesaikan pekerjaan walaupun anak sedang sakit.Beberapa perusahaan menyadari mereka perlu memberi keleluasaan para orang tua untuk merawat anaknya yang sakit. Pemikiran ini menghasilkan sejumlah pemecahan yang kreatif:

    Perusahaan tertentu mengizinkan karyawannya tidak masuk untuk berbagai alasan, termasuk merawat anak sakit. Malah ada beberapa perusahaan yang memberi bantuan pengobatan untuk anak.

    Perusahaan lain mengizinkan karyawannya minta izin atau mengambil cuti untuk merawat anak. Pada kasus tertentu, mungkin karyawan dapat "menghadiahkan" cuti mereka yang tak digunakan kepada rekan kerja.

    Perusahaan barangkali tidak punya kebijakan cuti anak sakit karena tidak pernah ada yang memintanya. Mungkin Anda dapat mengusulkan masalah ini-apalagi kalau orang tua lain juga ikut mendukung ide tersebut. Setiap orang akan rugi bila konflik antara pekerjaan dan keluarga membuat karyawan tidak produktif. Coba cari pemecahan yang menguntungkan kedua belah pihak.

  • Ketahui hak-hak Anda. Pelajari peraturan kantor tentang hak karyawan yang mencakup kebijakan merawat anak sakit. Di AS, the Family and Medical Leave Act mewajibkan para majikan memberikan cuti pada karyawan untuk merawat anggota keluarga yang sakit. Tetapi, ingat menurut undang-undang, tidak masuk berarti tidak dibayar dan ada persyaratannya yang harus dipatuhi untuk memenuhi undang-undang ini.
  • Ambil pandangan jauh ke depan. Ada pepatah: "Menjelang ajal, hanya sedikit sekali di antara kita berharap telah melewatkan lebih banyak waktu di kantor". Perspektif yang lebih luas bisa menolong Anda menentukan pilihan yang cocok perihal perawatan anak yang sejalan dengan target jangka panjang Anda. (Mayo Clinic, Pedoman Perawatan Sendiri)