Intisari-Online.com - Hemangioma adalah tumor jinak pembuluh darah yang terjadi pada kulit dan organ dalam. Para ahli membaginya menjadi tiga jenis, yaitu hemangioma kapiler, hemagioma kavernosum, dan hemangioma campuran (kapiler-kavernosum). Hemangioma biasanya timbul dalam beberapa minggu setelah lahir dan mencapai puncak ukurannnya dalam 3 bulan. Sekitar 75% penderita mengalami penyusutan ukuran hemangioma saat menginjak usia sekolah. Sebagian besar penderitanya adalah bayi perempuan dan biasanya terlahir prematur atau ibunya mengalami komplikasi selama kehamilan.
Hemangioma bisa melulu merupakan masalah kosmetik saja bila ukurannya tak terlalu besar. Namun bila hemangioma ini berukuran besar dan terletak di bagian tertentu dari tubuh, maka hemangioma ini berisiko untuk terjadi komplikasi. Komplikasi yang mungkin timbul pada hemangioma yang berukuran besar adalah pecah dan terjadi perdarahan; ulkus (borok yang dalam) bila terapi hemangioma yang pecah tidak adekuat; trombositopenia (penurunan jumlah trombosit kurang dari nilai normal) karena trombosit banyak mengendap di sana; menganggu pernapasan, penglihatan dan menekan organ dalam bila terletak pada lokasi tertentu tubuh. Karena itu, bila ditemukan hemangioma yang potensial menimbulkan kompikasi, dokter segera berusaha melakukan terapi untuk mengecilkan ukuran hemangioma tersebut.
Sebelum ditemukannya propanolol, terapi hemangioma adalah dengan pembedahan, obat sklerotik, dan steroid prednisone. Namun steroid memiliki banyak efek samping yang kurang baik, misalnya iritasi lambung, retensi cairan, menaikkan kadar gula darah dan menghambat pertumbuhan tulang. Para dokter menggunakannya bila tak ada pilihan terapi lain.
Propanolol sejatinya telah ditemukan 50 tahun yang lalu. Selama ini penggunaannya terbatas untuk terapi hipertensi dan gangguan jantung. Penemuan bahwa propanolol bisa digunakan untuk terapi hemangioma adalah secara tidak sengaja. Penemunya adalah dokter Christine Leaute-Labreze dkk. yang berkebangsaan Prancis. Saat itu mereka sedang menerapidua orang pasien anak dengan kelainan jantung dan kebetulan kedua anak tersebut juga memiliki kelainan hemangioma. Ternyata di luar dugaan, hemangioma pada kedua pasien anak tersebut mulai memudar dan mengempis. Seakan belum percaya dengan penemuan tak sengaja ini, mereka mencobakan terapi propanolol terhadap 9 orang pasien anak dengan hemangioma. Ternyata 9 orang pasien tersebut mengalami pengecilan ukuran hemangioma dan perlahan warnanya mulai memudar. Hasil penemuan yang menggembirakan ini diterbitkan dalam New England Journal of Medicine pada tahun 2008.
Penemuan menggembirakan tersebut ditindaklanjuti oleh sejawat mereka di pusat penelitian lain. Menurut Bernard M. Cohen, MD yang merupakan kepala dermatologi pediatri di John Hopkins Children Center, ada alasan yang kuat untuk menyusun protokol terapi propanolol sebagai terapi lini pertama untuk hemangioma. Saat itu, dokter Bernard dan koleganya telah mencoba terapi propanolol tersebut terhadap 20 orang anak dengan hemangioma, dan didapatkan hasil yang menggembirakan pada keseluruhan pasien.
Efek samping dari propanolol adalah penurunan tekanan darah dan penurunan kadar gula darah namun ringan. Karena itu pada 2 hari pertama terapi, pasien dirawatinapkan untuk memantau kedua efek tersebut. Sejauh ini, efek samping tersebut tidak terjadi.
Penemuan ini benar-benar memberikan harapan bagi pasien hemangioma untuk mendapatkan terapi terbaik, teraman, dan noninvasif. Penemunya, Christine Leaute-Labreze, MD dkk. mendaftarkan hak paten untuk menggunakan propanolol untuk terapi Hemangioma kapiler pada bayi. (Irma Tarida, dokter di Blitar)