Intisari-Online.com – Makanan yang kita konsumsi bisa mempengaruhi kesehatan kita melalui kualitas dan kuantitasnya. Kualitas makanan diperoleh dari gizi yang dikandung dalam makanan yang seimbang dan tercukupi zat gizinya. Juga, terhindar parasit, bakteri, virus, toksin, racun, karsinogen (yang biasanya dihasilkan saat membakar daging), hormon dan antibiotik.
“Penyakit juga bisa disebabkan karena makanan. Ini dikarenakan salah kelola dan kontaminasi makanan yang menyebabkan berjuta orang sakit setiap tahunnya dan beribu orang meninggal setiap tahunnya. Sementara, populasi yang rawan terkena penyakit akibat makanan, adalah anak-anak, lanjut usia, yang daya tahan tubuhnya menurun, serta orang sakit,” tutur Prof. Dr. dr. Rachmadhi Purwana, ahli kesehatan masyarakat Universitas Indonesia.
Sementara, kontributor utama penyebab penyakit oleh makanan meliputi penyimpanan makanan yang tidak benar (lama & suhu) sehingga membuat bakteri sempat berkembang; alat-alat tercemar/gagal mencegah pencemaran yang disebabkan oleh air yang tercemar, lalat, hewan, perabot kotor, atau debu; kontaminasi silang semisal makanan mentah seperti daging yang berkontaminasi pada makanan matang yang ada di dekatnya; dan kebersihan per seorangan penjamah makanan kurang, misal karena setelah buang air, nanah, cairan hidung, infeksi, atau pembawa penyakit.
Kontaminasi di dalam dapur bisa disebabkan karena penggunaan makanan mentah yang terkontaminasi; penyiapan makanan yang tertunda lama, misalnya lebih dari setengah hari; makanan kurang matang; kontaminasi oleh penjamah makanan; penghangatan makanan yang tidak sempurna atau penyiapan makanan yang tidak higienis.
Untuk itulah, agar menghasilkan makanan yang sungguh menyehatkan dan bukan penyebab penyakit, dapur harus dijaga higienitas dan sanitasinya. Sedangkan pengolahnya harus menjaga kebersihan dirinya sendiri. Seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah menyiapkan bahan pangan. Segera bersihkan dapur setelah selesai mengolah makanan.