Intisari-Online.com – Zat aditif adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan, biasanya dimaksudkan sebagai pewarna, pengawet, penyedap, dan pemanis buatan. Jangan tertukar dengan zat adiktif, yaitu zat yang menimbulkan adiksi, ketagihan seperti NARKOBA (narkotika, psikotropika dan bahan addiktif lainnya).
Beberapa fakta yang dijumpai dan disimpulkan Dinas Kesehatan RI berdasarkan penelitian FK-UNPAD Bandung, antara lain dari 10 sekolah dasar yang diteliti terhadap jajanan sekolah ditemukan 30% bakso yang dijual mengandung bahan pengawet boraks dan formalin; dari jajanan berwarna ditemukan warna merah yang mengandung rhodamin B yang digunakan pada sebagian besar makanan; warna hijau menggunakan pewarna daun pandan pada sebagian besar makanan; makanan yang berwarna cokelat sebagian besar menggunakan cokelat, gula merah dengan berbagai kadar.
Pada tahun 2009 - 2010, Dinkes DKI Jakarta mengemukakan di beberapa SD, permen yang mengandung zat adiktif psikotropika yang akan menyebabkan kecanduan; ditemukan makanan yang dijual di dalam sekolah lebih aman dibandingkan jajanan di luar sekolah; ditemukan buah-buahan yang diberi pewarna kuning serta pemanis pada penjual jajanan yang menjual buah-buahan; dan pada goreng-gorengan yang ditemukan di banyak tempat (kantor, sekolah, mal), menggunakan minyak goreng yang sudah dicampur dengan plastik pembungkus dengan alasan untuk merenyahkan makanan (data dari sebuah stasiun televisi dan satgas perlindungan anak).
Penggunaan terus-menerus akibat penambahan bahan kimia berbahaya akan membahayakan kesehatan tubuh, seperti diungkapkan Badan POM RI berikut ini.
- Formalin. Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Jika terhirup dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, jika mengenai kulit dapat menyebabkan luka bakar, reaksi alergi, dan jika tertelan akan menyebabkan rasa terbakar pada mulut, tenggorokan dan perut, sakit saat menelan, mual dan muntah, sakit kepala, kejang, hingga koma. Dapat pula merusak hati, jantung, otak, ginjal, dan saraf. Konsumsi dalam jangka panjang akan menyebabkan kanker, jika tertelan formalin sebanyak 30 ml (3 sendok makan) dapat menyebabkan kematian.
- Boraks. Boraks sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mata, dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa iritasi pada saluran pernapasan, iritasi pada kulit dan mata, mual, sakit kepala, nyeri hebat pada perut bagian atas. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ginjal, kegagalan sistem sirkulasi akut bahkan kematian. Konsumsi boraks 5 – 10 gram oleh anak-anak dapat menyebabkan shock dan kematian.
- Rhodamin B dan methanyl yellow. Bahaya akut dari pewarna tekstil ini bila tertelan akan menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Jika terpapar pada bibir dapat menyebabkan bibir pecah-pecah, kering, gatal, bahkan kulit bibir terkelupas. Bahaya kronis akibat konsumsi jangka panjang menyebabkan gangguan fungsi hati, gangguan kandung kemih, bahkan kanker.
Bahan penyedap alami sebenarnya bisa dipakai seperti daun pandan, bawang merah, bawang putih, ketumar, lada, salam dan sereh, atau bumbu-bumbu lain. Daripada harus memakai vetsin, bumbu masak yang mengandung monosodium glutamat (MSG). Sementara pemanis buatan banyak digunakan pada penderita diabetes, meskipun tidak mempunyai kalori tapi rasanya lebih manis daripada gula. Contoh bahan yang digunakan yaitu siklamat dan sakarin atau biang gula.