Intisari-Online.com – “Sayang, jika kamu bisa menyelesaikan pekerjaan rumah ini dalam waktu 10 menit, mama akan memberi kamu kue kering, cokelat dan permen. Atau, bagimana bila tutty fruity setelah papa pulang dari kantor?” Bujukan yang sering dilontarkan oleh seorang ibu kepada anaknya agar menyelesaikan pekerjaan rumahnya tepat waktu.
Boleh-boleh saja orangtua memberikan hadiah bila si anak bisa menyelesaikan pekerjaan rumahnya dengan baik. Tetapi, mengapa harus memberikan makanan yang manis-manis? Tentu kebiasaan ini akan mempengaruhi kesehatan mulutnya. Apalagi bila si anak belum bisa menjaga kesehatan mulutnya dengan baik. Apakah Anda juga memeriksa bila anak benar-benar membersihkan mulutnya atau tidak? Kadang-kadang anak merasa malas mencuci mulut atau berkumur setelah makan, yang akhirnya ia akan menderita kerusakan gigi.
Kerusakan gigi dan penyakit gusi adalah masalah umum yang terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Bakteri yang hidup di mulut dapat menyebabkan kerusakan gigi dan penyakit gusi yang dapat menyebabkan gigi menjadi sensitif. Bakteri normal di mulut menggunakan gula dari makanan yang kita makan sebagai makanan mereka dan menghasilkan adam. Asam ini menghancurkan gigi, menyebabkan pembusukan dan iritasi gusi (gingivitis). Jadi, penting untuk mencegah masalah gigi sebelum terjadi. Kebiasaan sehat yang berkaitan dengan kebersihan mulut dan diet harus diperkenalkan sejak masa kecil agar kesehatan mulut diperoleh secara optimal untuk seumur hidup.
Berikut ini cara-cara untuk mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi pada anak.
- Mencuci tangan. Mencuci tangan dengan bersih adalah langkah paling utama dalam pengendalian infeksi. Ini juga membantu mengurangi bakteri di tangan dan mencegah kontaminasi.
- Menyikat dua kali sehari. Menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride dapat menghilangkan plak atau lapisan yang melekat pada gigi. Pembentukan plak merupakan penyebab utama kerusakan gigi. Lidah juga harus disikat tanpa menggunakan pasta gigi. Sikat gigi harus diganti setelah satu atau tiga bulan atau segera setelah rusak.
- Flossing harian. Menggunakan benang gigi setiap hari membantu menghilangkan plak dari antara gigi dan di bawah garis gusi. Ini penting untuk mencegah pengerasan plak menjadi karang gigi. Setelah membentuk karang gigi, hanya dapat dihilangkan melalui pembersihan profesional. Menggunakan benang gigi dapat dimulai pada saat anak berusia empat tahun.
- Berkumur. Setelah menyikat gigi dan flossing, gigi harus dibilas dengan baik selama sedikitnya satu menit.
- Menghindari makanan manis. Anak-anak harus didorong untuk makan dengan diet seimbang, membatasi zat tepung atau makanan manis, terutama yang dapat menyebabkan produksi plak. Susu rendah lemak dan produk susu tinggi kalsium terbukti bermanfaat bagi kesehatan anak selama tahap-tahap pertumbuhannya.
- Menghindari ngemil. Asupan makanan ringan di antara waktu makan sebaiknya dihindari, terutama makanan ringan yang mengandung gula tinggi.
- Minum air berfluoride. Anak-anak bisa disediakan air minum berfluoride. Jika air ini tidak tersedia di pasaran, berkonsultasilah ke dokter gigi atau dokter anak untuk mencari tahu.
- Hindari tidur dengan botol susu. Anak seharusnya tidak diperbolehkan tidur dengan botol susu bayi, susu formula, jus, atau cairan manis lainnya. Jika memang masih menggunakan botol, lebih baik diisi dengan air putih.
- Dibimbing saat menyikat gigi. Anak-anak yang telah melewati usia 2 tahun perlu diawasi saat mereka menggosok gigi. Tempatkan pasta gigi seukuran kacang pada sikat berbulu lembut dan membuang pasta giginya setelah menyikat. Menelan terlalu banyak pasta gigi berfluoride dapat menodai gigi.
- Menyikat setelah minum obat. Setelah memberikan obat pada anak, sebaiknya giginya disikat sesudah minum obat. Gula pada beberapa jenis obat bisa diubah menjadi asam yang merusak enamel gigi.
- Periksa gigi secara teratur. Periksakan gigi secara teratur harus dijadwalkan.
Sebagai orangtua, kita wajib mendorong anak untuk merawat kesehatan mulutnya. (*)