Penyakit pun Dapat Pengaruhi Kecerdasan (1)

K. Tatik Wardayati

Editor

Penyakit pun Dapat Pengaruhi Kecerdasan (1)
Penyakit pun Dapat Pengaruhi Kecerdasan (1)

Intisari-Online.com – Ketika anak sakit, meskipun ringan, jangan sekali-sekali dianggap remeh. Panas tinggi menandakan adanya infeksi yang diakibatkan oleh virus, bakteri, atau kuman yang perlu segera ditangani dengan baik oleh dokter. Maksud penanganan agar virus, bakteri, atau kuman jangan sampai keluyuran hingga ke otak yang bisa mengganggu kemampuan berpikir anak.

Berikut ini sejumlah penyakit yang perlu diwaspadai.

  1. Panas tinggiNaiknya suhu tubuh bukanlah suatu penyakit melainkan hanya gejala adanya ketidakberesan dalam tubuh seperti adanya infeksi. Panas yang tinggi hingga mencapai 40oC bila tidak diatasi dengan baik dapat merusak otak. Karenanya, bila anak mulai menderita panas segera beri obat penurun panas. Bila dalam 2 hari suhu tubuhnya tetap tinggi segeralah ke dokter.

    Perawatan di rumah:

    • Mintalah agar anak istirahat/tidur.
    • Kompres dengan air/air dingin.
    • Beri banyak minum, tak perlu sekaligus. Boleh sedikit-sedikit.
    • Pakaikan baju tipis dan jangan diberi selimut tebal.
    • Amati perilaku anak agar dapat segera bertindak bila kondisi memburuk.
    Pada anak tertentu, panas tinggi dapat mengakibatkan terjadinya kejang demam. Bila hal ini terjadi, pasokan oksigen ke otak menjadi berkurang dan dapat berakibat terganggunya daya pikir. Maklumlah, otak sangat sensitif terhadap suplai oksigen. Sedikit saja suplai terganggu, fungsi otak akan terganggu, termasuk fungsi intelektual.

  2. EpilepsiAdalah suatu kelainan pada saraf di pusat otak sebagai akibat terjadinya kelebihan muatan listrik secara tiba-tiba pada sel-sel saraf otak. Seperti diketahui, sel-sel otak berkomunikasi satu sama lain lewat sinyal-sinyal listrik. Bila suatu ketika tiba-tiba terjadi kelebihan muatan listrik, komunikasi ini terhenti yang tentunya dapat berdampak pada penurunan daya pikir.

    Gejala:

    • Kehilangan kesadaran yang lamanya bervariasi.
    • Gangguan gerak, penglihatan, pendengaran, perasaan.
    • Gangguan fungsi mental.
    Perawatan:

    Segera bawa ke dokter yang akan memberikan obat untuk mengatasi kejang. Untuk menegakkan diagnosis, penderita akan diminta melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya seperti electroencephalogram (EEG), CT Scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI).

  3. AmandelSetiap anak memiliki amandel yang lokasinya ada di rongga mulut bagian belakang. Amandel merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh, ibarat “satpam”. Karena posisinya di garda depan, sang “satpam” harus sering berhadapan dengan penjahat berupa kuman yang berniat menerobos masuk. Gara-gara tugasnya ini, amandel sering membesar akibat infeksi. Amandel yang membesar akan membuat anak malas makan karena sakit saat menelan. Pada saat seperti ini, pasokan gizi termasuk juga oksigen ke otak menjadi berkurang yang dapat berdampak pada tak berfungsinya otak secara maksimal apalagi bila berlangsung menahun.

    Gejala amandel membesar:

    • Radang tenggorok
    • Bengkak pada kedua sisi leher
    • Demam
    • Tidak nafsu makan
    Perawatan: Ketika amandel membengkak yang biasanya disertai demam, sebaiknya anak diberi obat penurun demam. Dokter juga akan memberikan antibiotik bila amandel terus membengkak dan anak menderita demam yang tak kunjung turun yang menandakan telah terjadi infeksi. Dokter akan selalu berusaha mengobati amandel yang meradang. Namun, jika amandel kerap meradang dan sudah sampai tahap mengganggu, operasi merupakan langkah satu-satunya yang terbaik.

  4. TifusSiapa kira tifus dapat mempengaruhi kecerdasan? Penyakit infeksi akut yang amat menular ini disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi. Bakteri ini bila masuk ke tubuh senang bersarang di usus halus dan kalau tidak dirawat dengan baik akan keluyuran ke organ lain, termasuk ke otak. Bila hal ini terjadi dapat mengakibatkan gangguan fungsi otak.

    Gejala:

    Pada minggu pertama, gejala tifus seringkali masih belum spesifik, mirip influenza, yakni:

    • Demam, tidak nafsu makan
    • Nyeri kepala
    • Mual, muntah
    • Kadang disertai diare atau sembelit
    Memasuki minggu berikutnya, gejalanya semakin nyata dengan ciri:

    • Suhu tubuh semakin tinggi, disertai mengigau, yang biasanya berlangsung pada sore dan malam hari lalu turun kembali. Namun, dalam kondisi semakin lanjut demam tinggi berlangsung sepanjang hari
    • Lidah ditutupi selaput putih kotor
    • Nyeri perut
    Perawatan:

    • Istirahat total
    • Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengasup makanan bergizi untuk mempercepat penyembuhan
    • Makan makanan yang lunak dan tidak merangsang
    • Untuk memastikan diagnosisnya, dokter lalu meminta penderita memeriksakan darah. Namun, pemeriksaan darah pada awal gejala (1 – 2 hari sejak mengalami demam) sering belum menunjukkan penderita menderita tifus. Indikasi kuat baru bisa terlihat setelah 1 minggu. Karenanya, bila demam belum juga turun setelah 3 hari sebaiknya penderita kembali ke dokter yang sama. Hasil laboratorium yang menunjukkan widal positif belum tentu indikasi tifus pula. Kebanyakan orang Indonesia bila dites darahnya, hasil widalnya akan positif. Namun, bila dari hasil laboratorium kadar sel darah putihnya di bawah normal, ini menjadi indikasi penderita benar menderita tifus. Selain itu, dokter perlu memperhatikan gejala-gejala klinis yang mengikutinya.
    • Bisa istirahat di rumah saja sambil memberikan antibiotik untuk mematikan bakteri tersebut. Namun, bila kondisi memburuk, penderita perlu masuk rumah sakit.
  5. AlergiAlergi merupakan reaksi berlebihan dari sistem pertahanan tubuh terhadap zat/benda tertentu – bisa debu rumah, tungau, bulu/serpihan binatang, serbuk sari, bahan makanan seperti zat pengawet, pewarna, penyedap – yang pada orang tertentu tidak menimbulkan reaksi apa-apa. Namun, pada penderita alergi akan mengalami gejala sebagai berikut:

    • mata gatal
    • bersin-bersin
    • pilek dengan lendir yang encer
    • batk
    • sesak napas (asma)
    • diare
    Alergi yang menyebabkan tubuh memproduksi histamin secara berlebihan dapat mengganggu kerja otak yang berakibat:

    • gerakan anak menjadi tak terkontrol alias tidak bisa diam
    • kurang bisa konsentrasi
    • emosinya terganggu sehingga balita menjadi pemarah
    • terlambat bicara
    Perawatan: Usahakan mengetahui apa penyebab alerginya atau yang disebut alergen. Bila sudah diketahui, hindari anak terpapar alergen tersebut. Berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah dan mengatasi alergi.