Intisari-Online.com – Anak-anak yang mengalami meningitis di masa kecil lebih mungkin tidak lulus sekolah dan tidak dapat berkembang sebagaimana mestiya saat mereka dewasa, demikian menurut sebuah penelitian.
Dalam penelitian sebelumnya ditemukan bahwa meningitis bisa mempengaruhi kemampuan otak anak dalam waktu yang lama. Karena meningitis menyebabkan peradangan di sekitar otak yang menyebabkan beberapa jaringan otak tidak berfungsi. Meski demikian, penelitian terbaru yang cukup menarik adalah para peneliti berhasil melacak keadaan pendidikan dan ekonomi pasien di masa dewasa mereka.
“Anak-anak yang terkena meningitis memang bisa diselamatkan. Tentu saja ini berita yang menggembirakan. Namun, kita juga melihat efek jangka panjangnya,” kata Dr. Casper Roed, kepala peneliti dari University Hospital Copenhagen, Denmark, seperti dilansir Reuters.
Roed dan koleganya melihat 2.800 remaja di Denmark didiagnosis menderita meningococall, pneumokokus, atau meningitis dari tahun 1977 – 2007. Mereka menggunakan data pendidikan nasional dan data ekonomi untuk membandingkan peserta dengan anak-anak lain pada usia dan jenis kelamin yang sama namun tidak menderita meningitis.
Setelah mereka berusia 35 tahun, antara 41 dan 48 persen dari mereka yang menderita meningitis dinyatakan lulus dari sekolah. Angka ini masih rendah bila dibandingkan dengan 52 – 53 persen dari mereka yang tidak menderita meningitis.
Sekitar 84 – 91 persen dari mereka yang terkena meningitis saat kanak-kanak tidak baik secara ekonomi saat dewasa, dibandingkan dengan 94 – 95 persen orang temannya yang tidak terkena meningitis.
Menurut Roed, hal ini disebabkan efek dari meningitis yang berpengaruh lama sampai anak-anak tumbuh dewasa. Faktor ekonomi keluarga juga menjadi salah satu faktor risiko anak-anak terkena meningitis.