Kenali Si Pembunuh Diam-diam Para Lelaki

K. Tatik Wardayati

Editor

Kenali Si Pembunuh Diam-diam Para Lelaki
Kenali Si Pembunuh Diam-diam Para Lelaki

Intisari-Online.com – Saat ini kecenderungan angka prevalensi kanker prostat terus meningkat. Kanker prostat menjadi penyebab kematian akibat kanker yang ketiga pada pria setelah kanker paru-paru dan kanker usus besar. Kanker ini juga merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada pria di atas usia 74 tahun.

Prevalensi kanker prostat tertinggi ditemukan di Amerika Utara yaitu 100 per 100.000 penduduk. Sementara sebuah penelitian menyebutkan prevalensi kanker prostat di Indonesia adalah 11 per 100.000 penduduk.

“Kenaikan penderita penyakit ini hampir tiga kali lipat dalam 10 tahun terakhir,” jelas Prof. dr. Rainy Umbas, Ph.D, Sp.U, spesialis bedah urologi Dept. Penyakit Dalam FKUI-RSCM, pada seminar media "Kanker Prostat: Pembunuh Lelaki yang Datang Diam-diam".

Memang tidak ada gejala khas yang menandakan dari keganasan kanker prostat ini. Ketiadaan gejala khas inilah yang terkadang diabaikan oleh sebagian besar penderita dan seringkali mereka berkonsultasi ke dokter setelah memasuki stadium lanjut.

Karena tidak ada gejala khasnya, terkadang pasien ketahuan mengidap kanker prostat ketika si pasien sedang memeriksakan penyakit lain. Saat itulah diketahui ternyata pasien mengidap kanker prostat. Sebenarnya ada gejala awal yang bisa diperhatikan oleh penderita seperti gangguan berkemih, seperti tidak lancarnya pengeluaran urine atau sering tersendat saat keluar. Lalu bisa diketahui adanya darah pada sperma (homospermia). Hanya ini jarang sekali diketahui oleh pasien. Mengeluarkan darah saat berkemih (hematuria) juga bisa menjadi tanda awal ada masalah dengan prostat.

Nah, bila sudah memasuki stadium lanjut, biasanya kanker sudah menyebar ke tulang, terutama tulang panggul dan tulang belakang, yang akan menimbulkan nyerti dan tulang menjadi rapuh sehingga mudah mengalami fraktur (patah tulang). Setelah kanker menyebar, biasanya penderita akan mengalami anemia. Bila sudah menyebar ke otak, dapat menyebabkan gejala mental atau neurologis lainnya. Saat inilah risiko terjadinya kematian sangat tinggi.

“Karena itulah kanker prostat sering dikatakan sebagai pembunuh yang datang diam-diam tanpa gejala,” tambah Prof. Umbas. (*)