Demi Kesehatan, Kurangi AC dan Kipas Angin

Rusman Nurjaman

Editor

Demi Kesehatan, Kurangi AC dan Kipas Angin
Demi Kesehatan, Kurangi AC dan Kipas Angin

Intisari-Online.com - Tak terasa kini Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Sebagai negara beriklim tropis, panasnya kemarau bisa menjadi masalah yang cukup menyiksa, terutama bagi mereka yang tinggal dan bekerja di kota besar macam Jakarta. Apalagi kalau sedang berada di dalam ruangan tertutup panasnya bukan main.

Kalau sudah begini, mau tidak mau kita pun menggantungkan diri air conditioner (AC) atau kipas angin. Rasanya tidak mau lepas dari AC dan kipas angin saking panasnya. Tapi hati-hati, tanpa disadari, penggunaan AC dan kipas angin juga perlu diperhatikan dari segi kesehatan.

Rupanya tidak ada pengaruh buruk yang ditimbulkan AC secara langsung. Hanya saja, jika kita atau anak menderita penyakit berikut ini, sebaiknya penggunaannya dikurangi.

  • Asma Jika anak memiliki alergi, jangan biarkan anak tidur dengan AC menyala. Kalaupun ingin menggunakan AC, kondisikan AC pada suhu 24 derajat Celcius atau lebih tinggi. Bila AC dilengkapi dengan pengatur waktu, aturlah agar AC mati pada pukul 04.00. Dengan begitu, pada dini hari ruangan tetap terasa sejuk namun tidak terlampau dingin.
  • Sick Building Syndrome Gejala dari sindrom ini berupa sakit kepala, mata perih hidung tersumbat, bersin, radang tenggorokan, batuk kering, pegal dan mual. Keluhan ini biasanya menyerang orang-orang yang biasa di dalam ruangan tertutup dan ber-AC selama minimal 8 jam. (Tabloid Rumah)