Intisari-Online.com – Hepatitis B menyebar melalui darah, air mani, atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi virus Hepatitis B ke tubuh orang yang tidak terinfeksi. Virus Hepatitis B dapat menular melalui kegiatan seperti:
Untuk mengetahui apakah terkena virus Hepatitis B atau tidak, perlu pemeriksaan lengkap aktivitas virus (HB3Ag), kadar virus (HBV-DNA), tahap perkembangan dan kerusakan hati (ALT), tingkat kerusakan hati (uji fungsi hati, fibroscan), komplikasi lanjut seperti kanker hati, tekanan pembuluh darah hati tinggi (USG).
Bila belum terinfeksi, dapat menggunakan vaksinasi Hepatitis B. Bila sudah terinfeksi dan perlu diobati, gunakan obat suntik (PEG-interferon) atau obat per oral (tenofovir, telbivudin, entecavir, dsb). Jelas Dr. Rino A. Gani, SpPD-KGEH, FINASIM.
Pada penderita dengan hepatitis B akut memiliki gejala yang mulai terlihat setelah masa inkubasi selama 3 minggu hingga 6 bulan. Gejalanya bisa berupa menguningnya kulit dan mata (jaundice), urine gelap, kelelahan ekstrem, mual, muntah, dan nyeri perut yang dapat berlangsung selama beberapa minggu hingga 6 bulan.
Namun, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum menjalani vaksinasi. Sebaiknya vaksinasi diberikan pada bayi sejak 24 jam kelahirannya. Sementara, masyarakat yang telah terpapar hepatitis B masih kurang menyadari untuk memeriksakan diri secara berkala karena sering tidak mempunyai keluhan atau merasa tidak nyaman bila diketahui teman atau keluarga bahwa ia terinfeksi virus Hepatitis B. Di Indonesia, penyandang virus Hepatitis B terkendala kesulitan mendapatkan pekerjaan bagi mereka.
Bagi penderita hepatitis kronik B yang perlu menjalani pengobatan sering mendapatkan kendala berhubung harga obat yang masih mahal bagi sebagian besar penderita dan saat ini hanya pemegang Askes yang dapat memperoleh obat dengan cuma-cuma. (*)