Intisari-Online.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menanggapi penolakan organisasi sayap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) jika ia menjadi gubernur, menggantikan Joko Widodo. Hal ini terjadi jika Jokowi menang pada Pemilu 2014. Menurut Basuki, survei yang dilakukan kader muda PKS itu tidak berdasarkan data yang valid."Katanya 93 persen warga DKI menolak saya jadi gubernur? Cek lagi deh, suara PKS di Jakarta ada berapa sih?" kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Selasa (25/3/2014).
(Baca juga: Ahok Melobi Perusahaan Mobil Swedia)Apabila perolehan suara PKS di Jakarta melebihi 93 persen, maka Basuki memercayai hasil survei yang dilakukan tersebut. Sementara jika perolehan suara tidak mencapai 90 persen, maka sebaiknya PKS tidak menyampaikan pernyataan sikap mereka. Sebab, hasil survei itu tidak mewakili masyarakat Jakarta secara menyeluruh. Di DPRD DKI Jakarta, PKS merupakan partai politik terbesar kedua setelah Partai Demokrat. PKS memiliki 16 kursi legislatif.
"Kalau suara PKS di bawah 10 persen, mereka harus meralat omongannya," kata dia.Kader muda PKS yang terhimpun dalam elemen muda, yaitu Gerakan Pemuda Keadilan (Gema Keadilan), Garda Keadilan, dan Benteng Muda PKS, mengadakan survei terkait persiapan warga DKI Jakarta menyambut Basuki sebagai gubernur. Penolakan mereka disebabkan oleh kepribadian dan gaya komunikasi Basuki yang tidak santun.Hasil itu didapatkan dari hasil survei tatap muka dan online yang diadakan pada 20-24 Maret 2014 dengan jumlah responden 1.589 orang. Hanya 7 persen warga yang setuju Basuki menjadi gubernur. Dari para penolak itu, 24 persen responden menganggap Basuki sebagai pribadi yang sombong dan merasa paling pintar.Survei tersebut juga menunjukkan, sebanyak 23 persen menganggap Basuki adalah sosok yang tidak simpatik dan jauh dari budi pekerti luhur. Sebanyak 17 persen menganggap Basuki tidak berbudaya dan beretika, 17 persen menganggap Basuki terbiasa menyalahkan anak buah dan orang lain, dan 12 persen menganggap Basuki tidak mengormati pendapat orang lain. Responden terdiri dari anak muda dan perempuan sebanyak 53 persen serta pria 47 persen. (Kompas)