Intisari-Online.com -Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Subandriyo menegaskan, aktivitas Merapi pada Kamis (27/03) pukul 13.12 WIB bukanlah erupsi, karena tidak disertai keluarnya magma ke permukaan."Saya kira belum mengarah ke erupsi yang sebenarnya, sekali lagi ini pelepasan gas saja. Beda dengan erupsi," jelas Subandriyo, Kamis (27/03).Subandriyo menambahkan, jika Gunung Merapi erupsi, maka akan disertai penyemburan material magma yang baru. Erupsi sendiri merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Sampai saat ini belum ada magma yang keluar ke permukaan."Hujan abu dan kerikil yang tadi terjadi, merupakan material lama. Sisa dari erupsi 2010," tandasnya.Selain itu, lanjutnya, jika Gunung Merapi erupsi, maka akan terjadi aktivitas gempa vulkanik ratusan kali. Namun untuk aktivitas embusan yang terjadi pada Kamis pukul 13.12 WIB tadi, hanyasingle event."Gempa vulkanik dalam satu kali itu terjadi tiga hari lalu. Tadi hanyasingle event, paling hanya satu gempa susulan saja," ucapnya.Gunung Merapi 'kaya' gasPasca-erupsi pada 2010, perut Gunung Merapi kaya akan gas. Inilah yang menyebabkan sering sekali terjadi embusan. Rata-rata embusan Merapi pasca 2010 tanpa disertai tanda-tanda."Pelepasan gas biasanya dipicu oleh faktor dari luar, seperti air hujan atau gempa tektonik," imbuhnya.Subandriyo mengungkapkan, pasca-embusan, aktivitas Gunung Merapi kembali normal. Tidak ada perubahan peningkatan aktivitas yang signifikan."Status Gunung Merapi tetap aktif normal," pungkasnya.Seperti diberitakan sebelumnya, Gunung Merapi pada Kamis (27/03/2014) pukul 13.12 WIB kembali mengeluarkan embusan yang disertai dengan suara gemuruh. Akibat embusan selama 5 menit ini, beberapa wilayah di sekitar Gunung Merapi radius 7 km mengalami hujan abu. (Wijaya Kusuma/ Kompas)