Tanggapan Gerindra Soal Kaitan Prabowo Subianto dengan Peristiwa Krakas

Ade Sulaeman

Editor

Tanggapan Gerindra Soal Kaitan Prabowo Subianto dengan Peristiwa Krakas
Tanggapan Gerindra Soal Kaitan Prabowo Subianto dengan Peristiwa Krakas

Intisari-Online.com – Calon presiden dari Partai Gerindra, kerap Prabowo Subianto diserang lawan-lawannya dengan mengungkap peristiwa Krakas, saat ia bertugas di Timor Timur.

Menurut Koordinator Prabowo Media Center Budi Purnomo Karjodihardjo, Tamalia Alisjahbana, mantan Direktur Eksekutif Gedung Arsip Nasional pernah mengutip hasil investigasi sejarah mengenai peristiwa Krakas.(Baca juga: Jokowi Resmi Jadi Capres, Gerindra Persoalkan Perjanjian Batu Tulis)

Dalam artikel berjudul 'What really happened in Kraras?' yang diterbikan harian The Jakarta Post, Tamalia menulis, pada tahun 1998, Tamalia bersama jurnalis Amerika dari Baltimore Sun, Frank Langfitt pergi ke Timor Timur untuk mencari tahu kebenaran kisah kampung janda.

Sebelum berangkat, Tamalia bertemu dengan Xanana di penjara Cipinang. Xanana memberikan rekomendasi kepada Tamalia untuk bertemu seorang tokoh pergerakan Timor Timur bernama Sister Marlene di Dili.

Sister Marlene mengatakan memang Prabowo adalah orang yang paling sering dituduh bertanggung jawab atas peristiwa Krakas, namun faktanya tidak demikian. "Jika engkau ingin tahu persis, tanyakanlah kepada Father Locatelli yang warga Krakas" ujar Sister Marlene kepada Tamalia waktu itu.(Baca juga: Bagi Hasil Minyak Bermasalah, Timor Leste Seret Australia ke Pengadilan)

Kemudian tokoh agama Father Locatelli membuat pengakuan bahwa dirinya sering menjadi 'penyampai pesan' antara Prabowo dengan pimpinan gerakan separatis di tahun 1983. Father Locatelli mengatakan, waktu itu dia (Prabowo) masih seorang dengan jabatan rendah, namun sudah banyak yang tidak suka dengan apa yang ia lakukan.

Saat dikonfirmasi soal tudingan keterkaitan Prabowo dengan peristiwa Krakas, Tamalia menyaksikan Father Locatelli kaget. "Tidak, itu tidak berhubungan sama sekali dengannya. Dia (Prabowo) saat kejadian masih berada di gunung, jauh dari tempat kejadian," ungkap Father Locatelli.

Menurut Locatelli, kejadian Krakas dilakukan oleh pasukan lain, bukan pasukan pimpinan Prabowo. Malahan, setelah kejadian terjadi, Prabowo Subianto dianggap berhasil menyelamatkan beberapa orang Krakas yang ditahan (oleh pasukan lain) dan akan dibunuh. Untuk jasa Prabowo itu mereka mengadakan upacara kecil, sebagai ungkapan tanda terima kasih.

"Prabowo dianggap pahlawan di sana, karena dianggap menyelamatkan banyak warga Krakas. Itulah kejadian yang sebenarnya," kata Budi Purnomo.

Sebelumnya, pada 21 Maret 2014, salah satu media online Satutimur.com, mengulas soal keterlibatan Prabowo dalam peristiwa Krakas. (Muhammad Zulfikar/tribunnews.com)