Intisari-Online.com - Di Manado sudah terbiasa anjing dijual untuk disembelih dan dagingnya dikonsumsi. Tidak hanya anjing hidup, tetapi juga anjing mati dijual untuk konsumsi.Mobil truk itu terparkir di sisi belakang Pasar Bersehati, Manado, Senin (14/4/2014) siang. Sekilas, tidak ada yang menarik dengan truk tersebut. Maklum di lokasi itu ramai pedagang kebutuhan pokok berjualan.Kehadiran mobil angkutan merupakan hal yang wajar. Namun, ketikaKompas.commelintas tepat di belakang truk tersebut, ternyata beberapa pekerja sedang membongkar muatan yang tidak lazim. Terlihat seorang pekerja laki-laki dengan entengnya melempar tubuh anjing-anjing dari atas truk ke sebuah gerobak dorong di bawahnya. Tubuh anjing yang dilemparnya terlihat kaku, sudah mati, dan tercampur dengan bongkahan es yang juga tidak lagi utuh.Darah terlihat berceceran begitu saja. Beberapa warga yang melintas menutup hidungnya dan menyiratkan raut jijik."Hampir setiap saat mereka membawa anjing-anjing itu. Mereka selalu membongkar di sini," aku seorang pedagang yang tidak mau disebutkan namanya.Sebagian besar warga Minahasa dan sebagian lagi warga Manado memang gemar mengonsumsi daging anjing. Di pasar tradisional Tomohon, daging anjing tersedia setiap saat.Anjing yang masih hidup pun disediakan oleh penjual. Setelah pembeli memilih anjing yang disukainya, pedagang lalu menjagalnya dan menyiapkan dagingnya.Namun yang terlihat di Pasar Bersehati tadi, semua anjing yang dijual sudah mati. Menurut beberapa sumber, anjing-anjing itu didatangkan dari daerah Gorontalo dan Sulawesi Tengah. Sebagian besar diperoleh dengan cara memberikan mereka makanan yang dicampur dengan racun potasium.Memang, tidak ada larangan memperdagangkan daging anjing, apalagi itu banyak dikonsumsi warga Minahasa dan Manado.Peneliti senior di Universitas Sam Ratulangi (UNsrat) Manado, John Tasirin mengungkapkan bahwa yang dilarang disembelih adalah hewan liar yang dilindungi seperti monyet Sulawesi."Kalau anjing tidak dilarang, hanya saja mungkin perlakuan ketika disembelih yang harus diperhatikan. Lebih bagus lagi ditata secara teratur ketika dijual di pasar tradisional," jelas Tasirin ketika hadir dalam diskusi Keunikan Pasar Traditional Tomohon(Baca juga: 57 Juta Orang Indonesia Buang Air Besar Sembarangan)Tuaipro kontraBeberapa waktu lalu, keberadaan pasar tradisional Tomohon menjadi pro kontra ketika media internasional,Dailymailmenerbitkan foto-foto keberadaan berbagai hewan yang dijual di pasar tersebut.Pakar lingkungan perkotaan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Veronika Kumurur mengatakan, keberadaan pasar Tomohon yang unik tersebut justru menjadi salah satu daya tarik destinasi wisata di Sulawesi Utara."Yang menjadi masalah adalah penataan pasar tradisional itu sendiri. Kalau ditata dengan baik, saya kira tidak menjadi masalah, sejauh hewan-hewan yang dijual tersebut tidak dilarang," kata Kumurur. (Kompas)