Intisari-Online.com - Tjahjo Kumolo, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan mengungkap, pihaknya sangat selektif dalam menentukan bakal calon wakil presiden pendamping Joko Widodo. Komitmen dan kesamaan visi merupakan dua hal yang menjadi indikator utama dalam menentukan keputusan.
Tjahjo menjelaskan, kriteria pertama untuk figur calon wakil presiden pendamping Jokowi pada pilpres adalah sosok yang memiliki komitmen menjadi wakil presiden selama lima tahun. PDI-P juga meminta agar bakal calon wakil presiden pendamping Jokowi harus mampu memposisikan diri sebagai wakil presiden saat kelak terpilih dan tidak melampaui kewenangan presidennya.(Baca juga: Tiga Jenderal Bisa Menjadi Cawapres Pendamping Jokowi)
"Harus bisa memosisikan diri sebagai wapres. Wapres jangan berakting jadi presiden," kata Tjahjo.
Kriteria selanjutnya, kata Tjahjo, bakal calon wakil presiden pendamping Jokowi juga harus mampu memperkuat sistem presidensial, memiliki program prorakyat dan bersungguh-sungguh mengimplementasikan Trisakti Bung Karno.
"Kita enggak mendikotomikan tokoh sipil atau militer, yang penting syarat-syarat itu terpenuhi," ujarnya.Berbagai kalangan
Sebelumnya, politisi senior PDI-P Pramono Anung mengatakan, sudah ada diskusi di internal partainya mengenai figur yang akan dijadikan bakal calon wakil presiden pendamping Jokowi. Keputusan finalnya akan disampaikan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sebagai pemilik otoritas. Adapun komunikasi antara Megawati dan Jokowi mengenai bakal cawapres ini telah berlangsung dalam.
Secara terpisah, Ketua DPP PDI-P Maruarar Sirait mengaku, pihaknya akan menginventarisasi nama bakal calon wakil presiden pendamping Jokowi yang dianggap layak. Di antara nama-nama figur yang mengemuka, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dan Ketua KPK Abraham Samad dianggapnya baik karena menguasai permasalahan hukum.(Baca juga: Jokowi Harus Pilih Cawapres Muda)
Figur yang memiliki latar belakang ekonomi, kata dia, adalah Hatta Rajasa. Adapun jika ingin mendapat bakal calon wakil presiden yang memiliki latar belakang militer, nama-nama yang disebutkan Maruarar adalah mantan KSAD TNI, Ryamizard Ryacudu dan Pramono Edhie Wibowo, serta Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
Namun, dari semua nama itu, Maruarar menilai bakal calon wakil presiden pendampingJokowi yang paling tepat adalah Basuki Tjahaja Purnama karena memiliki pengalaman bekerja bersama memimpin DKI Jakarta. (Indra Akuntono/Kompas)