Intisari-Online.com - Kondisi kamar tidur mempengaruhi perkembangan anak. Maka, penataannya harus dapat mendorong perkembangan fisik dan psikis anak ke arah yang lebih baik.
Banyak orangtua sengaja tidur bersama dengan anaknya yang masih kecil. Tanpa disadarinya, si anak telah beranjak dewasa. Tapi tetap saja dibiarkan tidur satu kamar dengan mereka dengan berbagai alasan. Padahal si anak sudah waktunya tidur terpisah. Pertanyannya, kapan sih umur ideal anak punya kamar sendiri?
(Baca juga: Agar Anak Siap Bergaul Saat Masuk PAUD (1))
Sebenarnya tidak ada rumus pasti untuk tidur terpisah. Namun, menurut psikologi anak dan remaja, Agung Nugroho, sejak umur dua tahun anak sudah bisa dibiasakan tidur sendiri. “Maksimal lima tahun,” ujar dia.
Orangtua disarankan tidak perlu ragu untuk segera melatih anaknya tidur terpisah. Sebab banyak manfaat yang bisa didapat oleh sang anak. Sebut saja melatih kemandirian, kepercayaan diri, dan kemampuan mempresentasikan diri.
Selain itu, tidur terpisah juga bisa menghindarkan anak melihat pemandangan yang belum sepantasnya, yakni ketika orang tuanya bercinta. Bisa dibayangkan bukan bagaimana jadinya anak di bawah umur tapi sudah terbiasa melihat adegan seks? Nyata pula!
Bukan rancangan yang selesai
Jika merasa anak sudah siap tidur terpisah, sebaiknya kita segera menyiapkan kamar tidur untuknya. Merancangnya pun tidak boleh asal-asalan, sebab kondisi kamar tidur mempengaruhi perkembangan anak. Seperti apa kamar tidur anak yang baik itu?
Imelda Sandjaya dalam bukunya, Kamar Anak dan Remaja, terbitan PT Gramedia Pustaka Utama, menyatakan, menata kamar anak sebenarnya tidak berbeda dengan menata rumah. Tujuannya supaya tercapai tuntutan fungsi kamar sebagai wadah beraktivitas yang sehat, nyaman, dan aman. Tidak lupa pula memenuhi kaidah keindahan dan estetika.
(Baca juga: Bagaimana Mengembangkan Bakat Anak Sejak Dini?)
Laiknya menata rumah, merancang kamar anak juga mesti memperhatikan tiga prinsip tata ruang. Pertama, pengelolaan ruang yang efektif. Kedua, pencahayaan dan pengudaraan. Ketiga, pemilihan elemen interior.
Faktor umur merupakan salah satu dasar dalam merancang kamar anak. Sebab kebutuhan anak pada masing-masing rentang umur berbeda. Kebutuhan yang berbeda ini disebabkan oleh kondisi fisik (ukuran badan serta kemampuan motorik), perkembangan sifat, dan kecenderungan minat. Misal anak prasekolah suka warna-warna cerah, sementara anak remaja tidak mau desain yang kekanak-kanakan.
Setiap rentang usia dipastikan juga mempunyai aktivitas berbeda. Ini sangat penting untuk mendesain seperti apa bentuk kamar anak kita. Terkadang pula, meski berumur sama, setiap anak tumbuh dengan kepribadian dan minat yang berbeda. Oleh sebab itu, biasanya anak-anak menginginkan rancangan yang sesuai dengan “karakter” mereka. Jika tidak, mereka tidak akan betah bahkan mungkin tidak mau tidur di kamarnya sendiri. Sebab, kondisi kamar tidur mempengaruhi perkembangan anak.
-bersambung-
---
Tulisan ini ditulis oleh Rivanie Novalia (Tabloid Rumah) dan Yoyok Prima Maulana di Majalah Intisari Edisi Extra Inspirasi Cerdas Rumah & Keluarga 2014. Tulisan ini ditulis dengan judul asli Kamar yang Tepat Bikin Anak Hebat.