Intisari-Online.com -Jauh dari hingar-bingar perhelatannya di Brazil, tepatnya di Guangdong, Cina, Piala Dunia 2014 secara tidak langsung telah meminta tumbal. Seorang murid sekolah menengah dikabarkan terjun dari lantai tujuh gedung sekolahnya karena kalah taruhan Piala Dunia.
Dalam surat kabar lokal di Cina, The Information Times, seorang saksi mendengarkan percakapan telepon Lin, nama siswa tersebut, sebelum perisitiwa terjadi. Lin, ternyata kalah dalam taruhan. Anak bau kencur itu kalah hingga Rp36 juta.
“Aku mendengarnya berbicara, ‘jangan paksa aku.’ Aku juga mendengar dia bicara, ‘beri aku waktu dua hari lagi dan akan mengembalikan uangmu.’ Aku kira dia berbicara selama 10 menit di telepon, lalu menutupnya lantas menghilang,” ujar si saksi mata seperti yang dilansir Kompas.
Dari sumber yang sama juga dipaparkan, sesaat setelah menghilang itulah Lin menjatuhkan dirinya dari lantai tujuh sekolah. Lin yang baru duduk di kelas II sekolah tersebut lantas dilarikan ke rumah sakit terdekat di Panyu, selatan Provinsi Guandong. Sayang, nyawa Lin gagal tertolong.
Di tempat yang berlainan, salah seorang kawan Lin mengatakan, Lin sudah kehilangan hampir 3.200 dollar AS atau sekitar Rp38 juta. Lin kalah dalam sejumlah pertandingan di Piala Dunia 2014. “Kami mendengar Lin meminjam begitu banyak uang dengan bunga yang cukup tinggi,” ujar salah seorang kawan Lin. Sampai Lin meninggal dunia tidak diketahui tim mana yang menjadi jagoan Lin.(Baca juga: Difaberl Berdiri, Foto Kontroversial Piala Dunia 2014)
Pada perhelatan Piala Dunia kali ini, penjualan lotre merebak di mana-mana. Di Cina, seperti dilansir oleh China News Service, penyebaran lotre Piala Dunia 2014 bahkan langsung disponsori oleh Pemerintah dan menjadi legal.
Menginjak minggu kedua perhelatan, nilai penjualan lotre taruhan Piala Dunia menembus angka 4 miliar yuan. Tidak hanya itu, pemerintah juga berharap, penjualan lotre pada Piala Dunia kali ini bisa mencapai angka 10 miliar yuan. Untuk Piala Dunia 2010, penjualan lotre di Cina hanya berhenti di angka 2,3 miliar yuan.