Intisari-Online.com - Di bawah bimbingan mantan pelatih tim nasional Yugoslavia, Antun 'Toni' Pogacnik, tim nasional Indonesia berhasil ikut piala dunia dan meraih kesuksesan terbesar pada saat itu. Dibalik kesuksesan tersebut, tersimpan beberapa fakta unik Timnas Indonesia di Piala Dunia 1938.
Indonesia merupakan negara Asia pertama yang berlaga pada putaran final Piala Dunia
Tim sepak bola Hindia Belanda berlaga pada putaran final Piala Dunia 1938 di Prancis. Pada pertandingan pertama di Stadion Reims, 5 Juni 1938, tim yang diperkuat pemain-pemain asal suku Jawa, Maluku, Tionghoa, dan Indo-Belanda itu kalah telak 0-6 dari Hongaria. Hongaria melaju hingga ke laga final dan menjadi runner-up akibat ditekuk Italia 2-4.(Baca juga: Hal Unik di Piala Dunia 2014, yang Tak Belum Pernah Ada di Piala Dunia Sebelumnya)
Kapten timnas Indonesia berprofesi sebagai dokter
Fakta unik Timnas Indonesia di Piala Dunia 1938 selanjutany adalah di antara para pemain tim Hindia Belanda terdapat Achmad Nawir. Pemain bertahan asal klub Soerabajasche Voetbal Bond itu dipercaya pelatih Johannes Christoffel van Mastenbroek untuk menjadi kapten. Yang unik, sebagaimana dikutip situs Java Post yang berbahasa Belanda, Nawir sesungguhnya berprofesi sebagai dokter.
Bermain bola mengenakan kacamata
Kapten Timnas Indonesia, dr. Ahmad Nawir turun ke lapangan dengan mengenakan kacamata, suatu hal yang tidak lazim saat itu dan jarang dilakukan oleh pemain negara lain.
Indonesia hampir kalahkan Uni Soviet 1956
Ketika berlaga melawan Uni Soviet, Indonesia menahan imbang Uni Soviet 0-0 pada babak perempat final Olimpiade 1956 Melbourne. Namun, tahukah Anda bahwa Indonesia nyaris mengalahkan Soviet pada pertandingan itu? Saat itu, ujung tombak klub PSM Makassar Andi Ramang melepaskan tembakan ke gawang Soviet di menit ke-84. Namun, kiper legendaris Lev Yashin bergerak cepat dan menepis bola dengan ujung jarinya.
Penyerang legendaris berprofesi sebagai tukang becak
Fakta unik Timnas Indonesia di Piala Dunia 1938 terkait denganAndi Ramang. Putra kelahiran Barru ini hijrah ke Makassar menjelang kemerdekaan dan mencari nafkah dengan bekerja sebagai penarik becak. Ia kemudian bergabung dengan Persatuan Sepak Bola Induk Sulawesi Dalam sebuah kompetisi melawan PSM Makassar.
Tiga pemain bermarga Tan
Sebelum Orde Baru, pemain-pemain keturunan Tiongkok senantiasa menjadi andalan tim Indonesia. Pada Piala Dunia 1938, ketika Indonesia masih bernama Hindia Belanda, ada setidaknya tiga pemain keturunan Tiongkok bermarga Tan. Mereka adalah Tan "Bing" Mo Heng, kiper yang tergabung dalam klub HCTNH Malang, serta dua penyerang bernama Tan Hong Djien (Tiong Hoa Soerabaja) dan Tan See Han (HBS Soerabaja).
( bbc.co.uk/indonesia via http://nationalgeographic.co.id )