Intisari-Online.com - Israel kembali membombarir Gaza, Palestina, Selasa (8/7): lontaran roket rakitan berbalas serangan udara. Petuga medis menyebut, setidaknya ada 28 orang tewas, termasuk lima anak-anak, akibat serangan Israel ke Gaza, sementara 150 yang lainnya luka-luka.
Serangan itu dimulai pada Selasa pagi waktu setempat yang menghantam sebuah rumah keluarga di Beit Hanoun di utara Gaza. Serangan rudal juga menghantam sebuah rumah di selatan Khan Yuni, dan menewaskan tujuh orang. Beberapa kalangan menyebut, ini adalah serangan terbesar Israel sejak 2012.
Hamas lantas tak tinggal diam. Menanggapi serangan Israel yang membabi-buta, Hamas menyatakan semua orang Israel akan menjadi target pembalasan mereka. Tapi tak lama setelah pernyataan itu, Israel kembali menyerang di Shejaiya, timur Gaza.
Serangan udara juga mengguncang bangunan di Gaza City termasuk kantor Al-Aqsa TV yang dikelola Hamas. TV Al-Aqsa sempat menayangkan gambar tubuh-tubuh hangus akibat bombardir Israel ini.
Dalam serangan terpisah di dekat kamp pengungsi Nusseirat di Gaza tengah, pria lain tewas, dengan saksi mengatakan dia adalah seorang militan Hamas. Sementara itu pada hari yang sama, Selasa, tentara Israel menembak mati empat anggota Al-Qassam, di sebuah pantai di Israel setelah mereka menyusup tidak jauh dari perbatasan Gaza.
(Baca juga: Terowongan Hamas Menusuk Wilayah Israel)
Sejumlah kematian di Palestina ini terjadi hanya beberapa jam setelah Israel mengumumkan dimulainya Operation Protective Edge. Operasi ini bertujuan menghentikan lontaran roket rakitan dari Hamas dan menghancurkan infrastruktur militer Hamas.
Menyikapi persoalan ini, utusan negara-negara Arab menekan PBB untuk campur tangan atas serangan udara Israel ke Gaza ini. Duta Besar Arab Saudi untuk PBB mengatakan dengan tegas, tentara Israel telah menggunakan kekuatan yang tidak proporsional untuk dibenarkan. PBB harus campur tangan untuk melindung rakyat Palestina. (Kompas.com)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR