Intisari-Online.com - Pesawat Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh rudal pada Kamis (17/7/2014) kemarin. Meski demikian, sebenarnya wilayah yang dilewati pesawat tersebut bukan termasuk zona larang terbang.
Namun, maskapai penerbangan sudah diperingatkan tentang potensi bahaya saat melintasi wilayah tersebut. Demikian lapor Daily Mail, Jumat (18/7/2014).
Asosiasi Transportasi Internasional (International Transport Association/ITA) menyatakan, sebuah penilaian awal mengungkapkan, wilayah udara yang dilintasi pesawat itu "tidak termasuk wilayah larang terbang".
(Baca juga: Malaysia Airlines MH17 Jatuh Ditembak Rudal: Saat Rudal Canggih Lepas dari Induknya)
Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 hilang kontak dengan menara kontrol ketika terbang di atas Ukraina timur. Pesawat itu kemudian diketahui jatuh dan diyakini telah ditembak oleh rudal darat ke udara.
Sebanyak 298 orang di dalam pesawat itu, termasuk belasan warga Indonesia, tewas. Siapa yang menembakkan rudal itu hingga kini belum diketahui.
ITA yang berbasis di Geneva menyatakan dalam sebuah pernyataan, "Berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, diyakini bahwa wilayah udara yang dilintasi pesawat itu tidak termasuk zona larang terbang."
Menurut laporan Daily Mail itu, Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh rudal itu terbang hanya 300 meter di atas wilayah udara larang terbang ketika ditembak jatuh. Pemerintah Ukraina telah melarang pesawat melintas hingga di ketinggian 32.000 kaki dari permukaan. Pesawat MH17 yang jatuh itu terbang di ketinggian jelajah 33.000 kaki. Namun, itu berarti, pesawat tersebut masih berada dalam jangkauan rudal darat ke udara.
Ada spekulasi bahwa pesawat MH17 yang naas itu mengambil sebuah jalan pintas di atas wilayah konflik di Ukraina timur itu demi menghemat bahan bakar.
Daily Mail melaporkan, saat kerabat para penumpang pesawat sedang berkumpul di bandara untuk mengetahui nasib orang-orang tercinta mereka, muncul kabar bahwa pesawat itu sudah dua kali diperingatkan terkait risiko terbang di atas daerah di mana dua pesawat militer Ukraina sudah ditembak jatuh dalam pekan ini.
April lalu, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional menyarankan para operator penerbangan untuk mempertimbangkan rute-rute alternatif setelah menguraikan "kemungkinan adanya risiko serius bagi keamanan penerbangan sipil internasional".
Senin lalu, Eurocontrol, badan yang mengoordinasikan semua lalu lintas di wilayah udara Eropa, mengirimkan sebuah nota dinas bagi para penerbang, yang dikenal sebagai Notam, yang mengulangi peringatan itu dan mengatakan bahwa pihaknya "sangat menyarankan untuk menghindari wilayah udara tersebut".
(Baca juga: Malaysia Airlines MH17 Jatuh Ditembak Rudal: Pemberontak Sebut Indonesia Setelah Tembak Pesawat)
Namun, banyak operator penerbangan terus saja menggunakan rute itu karena rute tersebut lebih pendek dan karena itu lebih murah.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR