Intisari-Online.com - Sebagai upaya menangkis permusuhan terhadap Islam, muslim di seluruh dunia mengunggah pesan melalui media sosial. Pesan pertama muncul dengan #NotInMyName, sebuah tagar yang dipopulerkan oleh Muslim moderat untuk mencela kelompok teroris dan aksi mereka.
"Al-Qaida, Taliban, ISIS dan 9/11 ... tidak mewakili agama kami yang tidak mengajarkan kebencian dan pembunuhan," kicau sebuah status di Twitter.
Tagar tersebut telah digunakan hampir 50.000 kali dalam pekan lalu, dan masih akan bertambah.
Meski begitu, kampanye penting ini tidak ditanggapi dengan baik oleh semua orang. Sejumlah orang bahkan merasa tidak perlu menjadi kaki tangan media Barat.
"Saya lelah menyaksikan Muslim merenggut diri mereka sendiri sebagai bagian dari permintaan maaf untuk membuktikan kemanusiaan mereka terhadap Islamphobia dengan kampanye #notinmyname," kata seorang netizen.
Tak lama kemudian, tagar satir lain muncul. Pada Selasa lalu #MuslimApologiesappeared dan dengan cepat disambut pengguna jejaring sosial, dan telah digunakan selama 30.000 kali dalam 48 jam. "Maaf untuk Aljabar, kamera, universitas, rumah sakit, oh dan kopi juga," katanya.
"Saya sangat menyesal tentang kopi, cek, parasut, kimia, suntikan, sabun, sampo, kamera," kata orang lainnya, dan "Saya minta maaf itu merupakan perempuan Muslim, Fatima Muhammad Al-Fihri, yang mendirikan universitas pertama di dunia," kata yang lainnya.
Percakapan ini juga meningkat di negara berbahasa Prancis. Dengan menggunakan tagar yang sama yakni #LesMusulmansSexcusentPour. Tagar ini sendiri telah digunakan lebih dari 5.000 sejak kemarin. (BBC)