Intisari-Online.com - Sejauh masih dalam kandungan kehidupan manusia nyaris tak dapat dipisahkan dengan angka. Namun, benarkah angka tertentu memiliki kekuatan sedemikian besar, sampai-sampai orang menolak tinggal di suatu tempat bernomor 13 karena dianggap akan membawa kesialan? Sebaliknya, adakah angka-angka yang membawa keberuntungan? Ini tulisan tentang misteri angka perjalanan nasib Anda.
---
Faktor lain yang mendorong lahirnya numerologi adalah keberadaan banyak unsur yang saling berlawanan di dunia ini. Pengikut Pythagoras yakin, berbagai unsur seperti siang-malam, terang gelap, panas-dingin, kering-basah, hidup-mati, baik-buruk, lelaki-perempuan, dsb. Berperan penting dalam konstruksi alam.
Berdasarkan pemahaman tersebut numerologi lantas menarik kesimpulan berupa susunan karakter utama manusia yang saling berlawanan. Bila angka 1 mewakili karakter orang yang aktif, kuat, berinovasi, berbakat memimpin, sebaliknya angka 2 menggambarkan mereka yang pasif, lemah, pengikut. Angka 3 melukiskan pribadi yang cerdas, kreatif, beruntung, dan selalu berhasil.
Itu berlawanan dengan angka 4 yang tidak kreatif, kurang beruntung, pekerja keras, mudah gagal. Jiwa petualang namun rapuh tercermin pada angka 5. Sementara angka 6 sangat mapan. Kemisteriusan dan kesenangan menarik diri dari keramaian dunia dimiliki angka 7, sangat bertentangan dengan jiwa angka 8 yang senang terlibat urusan duniawi dan materialisme. Terakhir, angka 9 mewakili hasrat pencapaian kestabilan mental dan spiritual.
Numerologi Barat memandang 12 sebagai angka sempurna, sementara 13 merupakan angka sial. Pertimbangannya antara lain banyaknya faktor di dunia yang melibatkan angka itu. Misalnya, dalam setahun ada 12 bulan; 12 rasi bintang; satu periode waktu (siang - malam) terdiri atas 12 jam; jumlah 12 dewa Olympus; bangsa Israel terdiri atas 12 suku. Sedangkan angka 13 dianggap angka sial karena berada 1 poin di atas angka sempurna. Segala sesuatu yang dianggap melebihi nilai sempurna, juga akan melebihi kekuatan puncak yang dikhawatirkan justru akan melahirkan kegagalan.
Di lain pihak kecenderungan masyarakat mempertimbangkan angka itu, menurut Indra Gunawan, "Karena adanya semacam kebutuhan masyarakat modern terhadap pegangan di tengah arus ketidakpastian, ketidakpercayaan terhadap kemampuan diri sendiri, terhadap masa depan, karena terjadinya perubahan-perubahan yang begitu cepat."
Banyak kejadian sulit dimengerti, mengapa pada suatu masa banyak malapetaka menimpa seseorang dan lingkungan dekatnya. Misalnya, ada seseorang yang pamannya meninggal, tidak lama kemudian saudara yang lain menyusul ke alam baka. Bahkan dalam waktu yang berdekatan kemalangan beruntun menimpa anggota keluarga yang lain. "Orang jadi terdorong untuk berpikir, apanya yang salah? Mengapa beruntun, dalam waktu dekat banyak yang meninggal dengan berbagai penyebabnya. Sehingga, kita dituntun pada satu keyakinan bahwa di dunia ini ada kekuatan adikodrati atau supranatural yang perlu dipahami. Barangkali numerologi pun digunakan untuk membantu memahami fenomena tersebut," tutur Indra.
Bahkan, terkadang masih ada orang yang mencari-cari "tambahan". Bagi mereka, cara tersebut dipandang sebagaimana layaknya ilmu fisika atau ilmu pengetahuan lainnya, yang meski tidak diatur dalam agamanya tapi 'kan tidak berarti harus diabaikan. Tentunya, sepanjang ilmu itu tidak mengubah kepercayaan seseorang.
-selesai-
Tulisan ini ditulis di Majalah Intisari edisi Maret 1997 dengan judul asli Misteri Angka Perjalanan Nasib Anda.