Intisari-Online.com - Mereka tidak mau menggelar pesta pernikahan besar-besaran atau megah, meskipun mempunyai uang. Berbekal ide orisinal dan antikeformalan, mereka mengonsep pesta nikah sederhana tapi penuh keintiman. Bagi mereka, pernikahan tak harus ramai dan gemerlap.
---
“Your wedding is your day so you should be able to do it your way,” kata Ayu. Sebelum jauh tenggelam dalam cerita tentang prosesi pernikahannya, Ayu menekankan, konsep yang dia usung bukan untuk menyarankan siapa pun untuk menikah dengan cara yang gila-gilaan, yang jauh melenceng dari norma kebiasaan, adat, dan agama, atau menafikan masukan dan sumbangan saran dari keluarga. Tapi sekali lagi, kata Ayu, kita berhak menentukan apa yang akan terjadi di hari milik kita.
Ayu tidak bermaksud mengadakan acara pernikahan yang berbeda. Dia hanya ingin melakukan segala sesuatu dengan simpel dan sederhana, termasuk dalam prosesi pernikahan. Kata dia, “Kalau ini sangat berbeda dengan kebanyakan acara pernikahan di Indonesia, ya ini kebetulan saja.”
Beruntung, orangtua Ayu dan orangtua suaminya setuju dengan konsep pernikahan ini. Respons keduanya baik-baik saja. Ayu mengatakan, “Pada intinya mereka sangat mendukung pilihan saya, dan bila saya menginginkan pernikahan yang sederhana dan simpel, mereka pun mendukung.”
Begitu pula yang terjadi pada Alwin. Pernikahan sederhana ia usung lantaran tidak suka pesta yang wah. Lagipula, Alwin mengaku, “Kalau terlalu besar, bisa jadi saya tidak kenal dengan tamunya sendiri.” Jadi lebih baik undang saja orang-orang yang memang dekat dan selalu menjalin komunikasi dengan kita. Dengan demikian, acara pernikahan terasa lebih intim.
Kita sangat berhak merancang acara pernikahan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Seperti halnya prinsip Ayu, acara pernikahan adalah momen terbaik untuk menunjukkan kreativitas lewat ide-ide orisinal serta menyatakan prinsip-prinsip yang kita pegang teguh. “Bagi saya, prinsip-prinsip itu adalah anti-formalitas, kepraktisan atau efisiensi, dan peduli bumi,” ujar Ayu, perempuan yang menggagas Gerakan Sabang Merauke ini.
-Tulisan ini ditulis di Majalah Intisari edisi Januari 2014 dengan judul Pesta Nikah Tak Harus Ramai dan Gemerlap-
-selesai-