Advertorial

10 Tanda Seseorang Punya Empati Tinggi, Hingga Mudah Memahami Perasaan Orang Lain

Ade Sulaeman

Editor

Intisari-online.com—Seorang yang berempati sering digambarkan sebagai orang yang dapat merasakan emosi orang lain.

Sensitivitas ini membuat seseorang yang memilii empati cenderung mudah mengerti apa yang dirasakan orang tersebut.

Berikut ini 10 ciri-ciri yang menandakan seseorang memiliki empati yang tinggi:

Baca juga:Ketika Pasukan Komando Inggris Membantai Tentara Argentina dalam Perang Brutal di Falkland pada 1982

1. Memiliki sensitivitas yang tinggi

Seseorang yang memiliki empati biasanya secara natural senang memberi, membuka diri bagi semua orang, dan menjadi seorang pendengar yang baik.

Dalam melewati hal yang senang maupun susah, ia akan selalu ada untuk orang lain.

Namun, karena sensitivitas yang tinggi ini, ia juga sangat mudah merasa sakit hati dan tersinggung.

Baca juga:Tak Ada Satu pun Laki-laki, Begini Cara Perempuan Suku yang Tinggal di Pedalaman Amazon Ini Bisa Hamil

2. Merasakan emosi orang lain

Orang yang berempati tinggi biasanya bisa menyelaraskan diri dengan emosi yang dirasakan orang lain. Baik itu emosi yang baik, maupun emosi yang buruk.

Kekurangannya, ia juga merasakan emosi seperti kemarahan dan kecemasan yang kadang-kadang melelahkan dirinya sendiri.

3. Kebanyakan orang yang berempati adalah seorang introver

Seseorang yang memiliki empati cenderung kewalahan dalam keramaian. Sehingga kebanyakan mereka adalah orang-orang yang intover yang memilih untuk terlibat dalam kelompok yang kecil.

Kalaupun ada yang ekstrover, mereka juga cenderung membatasi diri dalam kelompok-kelompok besar.

Baca juga:Mengingat Kembali Sejarah Jatuhnya Yerusalem ke Tangan Israel Lewat Perang Enam Hari yang Berdarah-darah

4. Intuisinya tinggi

Orang yang berempati tinggi cenderung menjalani hidupnya berdasarkan intuisi. Penting baginya untuk mengembangkan intuisinya dengan merasakan apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain.

Baginya, intuisi bisa menolongnya untuk membangun hubungan yang positif.

5. Cenderung membutuhkan ‘me time’

Sebagai orang yang cenderung menjadi pendukung bagi orang lain, energinya dapat terkuras sehingga ia membutuhkan waktu sendiri untuk mengisi energi kembali.

Sebenarnya baik untuk berempati, tapi jika tidak dikendalikan bisa mengganggu situasi pribadi juga. Karena itu penting untuk membagi waktu, membuat batasan, dan membatasi diri sendiri.

Menjadi seorang yang berempati merupakan sebuah hadiah yang indah, tapi jangan lupa pula untuk menyayangi diri sendiri.

6. Bisa kewalahan dalam sebuah hubungan yang sangat erat

Terlalu banyak hubungan kebersamaan yang erat bisa menjadi hal yang cukup menyulitkan bagi si pemilik empati yang tinggi. Sehingga ia cenderung menghindari hubungan yang dekat dengan orang lain.

7. Energinya sering terkuras karena terlalu perasa

Sensitivitasnya yang tinggi cenderung membuat energinya banyak terkuras. Ia kadang-kadang menghabiskan waktu untuk khawatir akan sesuatu yang belum terjadi.

Ia juga menguras energi untuk orang-orang lain yang bersandar padanya. Kadang-kadang ia melihat dunia nyata seperti drama.

8. Alam sangat membantu penyegaran pikirannya

Saking sibuknya untuk berempati pada orang lain, kadang-kadang ia tak sadar sudah mengalami kelelahan.

Tapi, alam yang natural sudah cukup untuk mengisi energinya kembali. Karena itu ia senang melepaskan beban dengan mendaki gunung dan mengunjungi pantai.

9. Emosinya terganggu dengan sesuatu yang berlebihan

Seorang yang berempati tinggi biasanya juga sangat sensitive dengan suara yang bising, bau yang menyengat, dan segala hal yang berlebihan.

Misalnya menghadapi orang yang terlalu banyak membual dan berbohong. Istilahnya, ia juga bisa muak untuk sesuatu yang berlebihan.

10. Ia memiliki hati dan jiwa yang besar, namun kadang-kadang terlalu berlebihan

Seseorang yang memiliki empati yang tinggi memiliki jiwa yang besar. Ia senang menolong orang lain agar beban dan kesusahan orang lain berkurang.

Benar kalau seorang yang kelaparan, anak-anak terlantar, teman yang patah hati memang wajib kita tolong agar beban mereka berkurang.

Tapi orang yang berempati biasanya tidak cukup sekali menolong saja, ia akan mengambil tindakan agar orang tersebut tertolong lebih banyak.

Sebenarnya baik untuk berempati, tapi jika tidak dikendalikan bisa mengganggu situasi pribadi juga. Karena itu penting untuk membagi waktu, membuat batasan, dan membatasi diri sendiri.

Menjadi seorang yang berempati merupakan sebuah hadiah yang indah, tapi jangan lupa pula untuk menyayangi diri sendiri. (Tika)

Baca juga:Menurut Tokoh Lebanon Ini, Solusi Bagi Israel adalah Lenyap dari Muka Bumi

Artikel Terkait