Hal itu dikatakan oleh Presiden APG Captain Bintang Hardiono
Menurut Bintang, ada sejumlah masalah teknis di garuda.
Termasuk masalah yang muncul lantaran sejumlah Dewan Direksi tak memiliki latar belakang dalam bidang penerbangan.
Bintang mengungkapkan, jika sebagian besar mereka berasal dari dunia perbankan.
Ia pun memberi contoh, seperti kebijakan meniadakan mobil jemputan untuk kru kabin yang akhirnya menuai kontra dari pihak karyawan dan pilot.
Dilaporkan, atas kebijakan tersebut, muncul beberapa kasus kecelakaan yang menimpa para kru maskapai.
"Pilot, kan, mikirnya safety, karena bisa pulang pukul 02.00 atau 04.00 pagi. Alasan perusahaan, di luar negeri bisa kok naik angkutan umum. Kok disamain sama luar negeri, kan di sana kereta bus tepat waktu, di sini gimana tepat waktu?" ucap Bintang.
Selain soal teknis, gaji dan pergeseran jam kerja juga menjadi persoalan.
Menurut Bintang, contohnya adalah pergeseran jam kerja ketika ramadan tahun 2017.
Sementara itu, ada juga pemotongan hak, melalui dihilangkannya kenaikan gaji berkala per tahun.
Bintang mengatakan jika pihak manajemen beralasan efisiensi.
Hal itu semakin diperparah dengan pengurangan jam terbang para pilot, yang secara otomatis juga mengurangi penghasilan mereka.
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Adrie Saputra |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR