Intisari-Online.com - IN (23), perempuan asal Tulungagung, Jawa Timur, yang dideportasi dari Turki pada akhir Mei lalu karena diduga terlibat jaringan ISIS berstatus mahasiswi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung.
Di perguruan tinggi milik pemerintah itu, dia tercatat sebagai mahasiswi jurusan Tadris Matematika (TDM) yang masuk pada tahun 2014.
Wakil Rektor III IAIN Tulunggagung Abad Badruzzaman membenarkan bahwa yang bersangkutan sempat menjadi anak didiknya. Namun saat ini status kemahasiswannya tersebut sudah gugur.
"Sekarang saja anak tersebut DO (drop out)," ujar Badruzzaman, Rabu (30/5/2018).
Baca juga: Inilah Fakta Kehidupan 'Sakral' Kaisar Jepang, Satu-satunya Raja di Dunia yang Masih Bergelar Kaisar
Namun penyebab DO itu tidak secara langsung atas dugaan perkara yang menimpanya, tetapi karena sistem administrasi akademik.
Abad mengatakan, IN telah menghilang tanpa kabar sejak duduk di semester 6 dan tidak teregistrasi ulang pada tahun ajaran 2017-2018. Otomatis, haknya sebagai mahasiswi di kampus itu gugur.
Abad menambahkan, kasus ini menjadi pembelajaran khusus bagi kampus untuk memperbaiki tatanan, seperti memperketat penerimaan mahasiswa baru.
"Banyak hal yang dilakukan kampus," pungkas Abad.
Baca juga: Rutin Makan 6 Siung Bawang Putih Panggang Setiap Hari, Inilah yang Akan Terjadi Pada Anda!
Sementara itu, di mata rekannya satu kelas selama masih menjadi mahasiswi, IN dikenal sebagai sosok yang berkepribadian pendiam dan tertutup.
Cukup jarang bersosialisasi dengan teman-temannya.
Salah seorang teman sekelasnya menuturkan, IN hampir tidak pernah berkomunikasi aktif di kelas dan prestasinya juga biasa-biasa saja. Bahkan kerap datang terlambat masuk kelas.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR