Emboli Paru-paru Sebabkan Kematian Mendadak

K. Tatik Wardayati

Editor

Emboli Paru-paru Sebabkan Kematian Mendadak
Emboli Paru-paru Sebabkan Kematian Mendadak

Intisari-Online.com - Seorang wanita muda yang sedang mengandung tiga bulan mendadak meninggal setelah hanya beberapa menit mengalami sesak napas. Pihak keluarganya merasa heran karena selama ini ia tidak pernah mengeluh atau diketahui mengidap penyakit seperti kelainan jantung, tekanan darah tinggi, atau asma. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, disimpulkan kematian ibu muda itu mungkin disebabkan oleh tersumbatnya sistem aliran darah ke paru-paru secara mendadak yang disebut sebagai emboli paru-paru.

Seperti diketahui, paru-paru merupakan salah satu organ tubuh yang menjadi tempat masuknya oksigen (O2) yang sangat berguna bagi tubuh, serta keluarnya karbon dioksida (CO2) yang merupakan "sampah" yang bisa membahayakan. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida terjadi di sana. Artinya, seluruh darah di dalam tubuh kita pasti melewati paru-paru untuk membuang CO2 yang tidak lagi berguna dan menerima O2 yang segar.

Ada dua jenis pembuluh darah di paru-paru, yakni arteri atau pembuluh darah yang membawa O2 keluar dari paru-paru dan pembuluh vena (pembuluh balik) yang membawa CO2 dari seluruh tubuh ke paru-paru untuk kemudian dibuang.

Tidak heran kalau organ tubuh yang satu ini sangat kaya akan pembuluh darah. Di satu pihak ini menguntungkan sebagai tempat proses pertukaran gas, tetapi di sisi lain paru-paru memiliki risiko terjadinya penyumbatan aliran darah.

Emboli kecil dan besar

Terjadinya emboli paru-paru bisa hanya sebagian saja, tetapi bisa juga secara total, akibat berpindah atau bergeraknya suatu bekuan (gumpalan) dari aliran darah. Bahan yang tidak larut dan masuk ke dalam aliran darah menuju paru-paru itu dikhawatirkan bisa menyangkut di paru-paru. Emboli kecil sebenarnya sering terjadi namun tidak diketahui oleh pasien maupun dokter yang memeriksa karena tidak terasa.

Sebagian besar kasus emboli disebabkan oleh terlepasnya serpihan pembuluh darah balik yang letaknya di tungkai bawah, daerah rongga panggul, dan jantung kanan. Penyebab lain bisa juga terjadi akibat emboli lemak, udara, dan cairan air ketuban serta emboli lain yang tidak diketahui penyebabnya.

Orang akan lebih mudah terkena emboli paru-paru saat sedang berada dalam kondisi risiko tinggi, misalnya dalam keadaan imobilisasi (pasien diminta tidur diam atau tidak bergerak untuk jangka waktu lama) sehabis operasi dan atau patah tulang.

Namun, perlu diketahui, pasien tidak diperkenankan makan sehabis operasi sebelum mengeluarkan gas (kentut) tidak ada kaitannya langsung dengan emboli paru-paru. Puasa setelah operasi tidak lain diperlukan untuk menunggu kembalinya aktivitas usus yang ikut "tertidur" setelah tertekan oleh obat-obat anestesi. Bila usus yang belum berfungsi normal sudah diisi dengan makanan, pasien bisa sakit perut.

Yang juga memiliki risiko tinggi terkena emboli adalah mereka yang mengalami penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah balik, penyakit jantung kongestif, shock akibat perdarahan hebat, serta dehidrasi. Keadaan ini akan semakin berat pada usia yang lebih lanjut atau pada orangyang kegemukan.

Pada penyakit polisitemia vera (kelainan unsur sel sumsum tulang dengan akibat terjadi penambahan jumlah total sel darah merah), penyakit sikel sel (sel darah merah abnormal berbentuk bulan sabit), penyakit keganasan, serta adakalanya pada ibu hamil, bila terjadi peningkatan pembekuan darah dalam pembuluh darah secara abnormal, juga akan mudah terjadi emboli. Selain itu emboli paru-paru bisa terjadi karena kerusakan dinding pembuluh darah akibat trauma atau peradangan, sehingga bekuan darah mudah melekat pada dinding pembuluh darah. (dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), DTM&H, MARS & dr. Ratnawati - Kumpulan Artikel Kesehatan 7)