Ada Tipe Flu Burung Baru di China

Birgitta Ajeng

Editor

Ada Tipe Flu Burung Baru di China
Ada Tipe Flu Burung Baru di China

Intisari-Online.com - Seorang perempuan China berusia 73 tahun telah meninggal akibat terkena flu burung tipe baru yang menyerang manusia, kata para pejabat kesehatan setempat. Namun para ahli yakin, risiko penyakit itu menyebar di antara manusia terhitung rendah.Perempuan itu meninggal karena virus jenis H10N8 di tenggara kota Nanchang pada 6 Desember, kata Departemen Kesehatan Provinsi Jiangxi dalam sebuah pernyataan di situsnya.Para ahli biologi mengatakan, jenis virus itu belum pernah terdeteksi pada manusia.Infeksi flu burung meningkatkan kekhawatiran bahwa sebuah virus dapat bermutasi menjadi mudah menular, yang berpotensi memicu pandemi. Wabah flu burung H7N9 telah menginfeksi sedikitnya 139 orang di daratan China dan mengakibatkan 45 kematian. Namun, angka kematian telah menurun secara signifikan sejak akhir Juni lalu.Kasus-kasus lain terkait infeksi H7N9 juga dilaporkan di Hongkong dan Taiwan.Perempuan di Nanchang itu dirawat di rumah sakit pada 30 November dengan masalah pneumonia berat dan meninggal karena gagal pernapasan danshock, kata pernyataan departemen kesehatan provinsi itu. Perempuan itu mengunjungi sebuah pasar unggas lokal sebelum terkena virus, tambah pernyataan itu,Orang-orang yang telah melakukan kontak dekat dengan perempuan itu belum menunjukkan tanda-tanda terkena penyakit itu sejauh ini. Para pejabat kesehatan setempat juga mengutip sejumlah ahli yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan, penilaian awal menunjukkan kematian itu merupakan kasus individu dan risiko virus itu menyebar di antara manusia rendah.Jenis flu burung H10N8 belum pernah terdeteksi pada manusia sebelumnya, kata ahli mikrobiologi University of Hong Kong Yuen Kwok Yung kepadaHong Kong Cable TV, Selasa.Agustus lalu, para ilmuwan melaporkan kemungkinan kasus pertama penularan H7N9 dari orang ke orang. Namun, mereka mengatakan kepada masyarakat untuk tidak panik karena kemampuan berpindah virus itu "terbatas dan tidak berkelanjutan". (Egidius Patnistik / kompas.com)