Hati-hati Kerja Monoton (3): Untuk Telinga Bekerja Terlalu Lama

Moh Habib Asyhad

Editor

Hati-hati Kerja Monoton (3): Untuk Telinga Bekerja Terlalu Lama
Hati-hati Kerja Monoton (3): Untuk Telinga Bekerja Terlalu Lama

Intisari-Online.com -Penyiar radio, operator, musisi, atau siapa pun yang bekerja menggunakan indera telinganya terlalu lama juga berpotensi berisiko. Mereka memang tidak duduk lama dari pagi sampai sore apalagi berdiri melayani konsumen yang ingin membeli barang.

Tapi telinga mereka harus terus bekerja tanpa henti. Bisa karena untuk keperluan bekerja yang menuntutnya atau untuk mengatasi suasana bising yang timbul di sekitar lingkungan bekerjanya.

Pola atau frekuensi bunyi diukur dengan lingkaran per detik atau Hertz (Hz). Kemampuan telingan manusia menangkap bunyi berkisar 100-20.000 Hz, dan tingat tekanan bunyi diukur dengan decibel (dB).

Sebagai bandingan, bila kita berbisik, tekana bunyinya adalah 30 dB, percakapan normal adalah 60 dB, lalu-lintas jam pada 70 dB, bunyi motor dan pengering rambut 85-90 dB, kabin pesawat terbang 110 dB, konser musik rock 110-120 dB, sirene ambulans, mesin jet ketika lepas landas, dan alat pengebor adalah 119-140 dB, dan kebisingan di area balap mobil adalah 130 dB.

Dalam telinga manusia bagian tengah, ada otot kecil yang disebut timpani. Tuganya adalah untuk membuat tegang rangkaian tulang pendengaran saat bunyi yang mencapai sistem pendengaran berkekuatan lebih dari 70 dB.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh The National Intitute for Occupational Safety and Health, AS, selama 40 tahun, menunjukkan, paparan suara atau bunyi berkekuatan 85 dB selama 8 jam terus menerus, 88 dB selama 4 jam, 91 dB selama 2 jam, 94 dB selama 1 jam, 97 dB selama 30 menit, 100 dB selama 15 menit, 103 dB selama 7,5 menit, 1006 dB selama 3,75 menit, dan paparan sampai 115 dB atau lebih, bisa menimbulkan kerusakan pada sensor sel rambut dan masalah kesehatan serius.

Penyakit yang berpotensi muncul antara lain gangguan pendengaran, terlinga berdering. Bisa juga merembet pada naiknya tekanan darah, gangguan tidur, pencernaan, dan stres. Cara yang terbaik untuk menanggulanginya adalah dengan mengurangi volume bunyi.

Bila tak memungkinkan bisa dengan pelindung telinga, yang biasanya terdiri atas busa kecil yang dimasukkan ke dalam saluran telinga luar dan headset yang pas menutup semua telinga.

Bagaimana jika headset dipakai terus menerus? Yang terpenting, jaga terus kesehatan pendengaran dengan mengatur volume pada tingkat percakapan normal 60 dB. Usahakan istirahat 15 tiap 1 jam agar telinga bisa “bernapas”.

--

Artikel ini pernah dimuat Majalah INTISARI Agustus 2004 dengan judul asli “Menghitung Risiko Kerja Monoton” oleh Christantiowati.