Psikosomatis (2): Diawali Stres yang Mengubah Mekanisme Otak

Ade Sulaeman

Editor

Psikosomatis (2): Diawali Stres yang Mengubah Mekanisme Otak
Psikosomatis (2): Diawali Stres yang Mengubah Mekanisme Otak

Intisari-Online.com - Pemicu stres, baik yang disadari atau tidak diketahui, akan mengubah sistem adaptasi mekanisme di otak yang berhubungan dengan sistem otak hipotalamus. Alhasil, muncul keluhan fisik yang sangat mengganggu pasien, yang tidak lain merupakan gejala psikosomatis.

“Walau dianggap tidak stres, otak tidak dapat dibohongi saat terjadi stres yang dipersepsikan dalam waktu yang cukup panjang. Oleh karena itu, sering kali stres akan mengubah sistem di dalam otak menjadi tidak seperti biasanya,” tambah Andri seperti disampaikan dalam laman http://psikosomatik-omni.blogspot.com.

Kondisi stres yang mengubah sistem hipotalamus ini akan memengaruhi dua sistem yang berkaitan. Pertama, sistem neuroendokrin (yang dihubungkan sistem hormon adrenalin dan kortisol). Kedua, sistem saraf otonom.

Kondisi adrenalin yang berlebihan di dalam tubuh akan menyebabkan tekanan darah tinggi atau jantung berdebar. Sementara kortisol yang berlebihan akan menyebabkan perubahan sistem.

Selain itu, saat sistem saraf otonom yang berkaitan erat dengan hormon mengalami gangguan, bisa muncul stressor yang berlebihan. Inilah yang terjadi kepada pasien dengan keluhan psikosomatik.

Tak heran bila pada kondisi keluhan psikosomatik, akan terjadi perubahan sistem di tubuhnya. Pasalnya, kondisi fisik memang dipengaruhi sistem kerja di otak.

Contohnya, perubahan di sistem jantung dan paru-paru serta keluhan seperti keluar keringat dingin dan ketidaknyamanan dalam proses beradaptasi dengan lingkungan.

(Hasto Prianggoro/tabloidnova.com)