Abu Vulkanik, Gejala dan Pencegahan

K. Tatik Wardayati

Editor

Abu Vulkanik, Gejala dan Pencegahan
Abu Vulkanik, Gejala dan Pencegahan

Intisari-Online.com – Abu vulkanik, seperti yang berasal dari letusan Gunung Kelud,mencemari biosfer melalui inhalasi oleh manusia dan hewan, dan juga dapat mempengaruhi tanaman yang tumbuh di daerah sekitarnya dengan sejumlah besar abu. Ketika dihirup, butiran debu disimpan dalam saluran udara dan pada sel paru-paru.

Menghirup debu vulkanik bisa sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena abu terdiri dari aerosol berbahaya dan gas beracun. Efek kesehatan ini meliputi masalah pernapasan, masalah mata, dan iritasi kulit.

Dalam jangka pendek, menyerang pernapasan dengan gejala, mengeluarkan ingus, sakit tenggorokan, batuk, asma, sesak napas, mungkin bronchitus.

Sementara gejala pendek pada mata dengan gejala: mata menjadi gatal atau merah, lecet kornea atau goresan yang dapat menyebabkan konjungtivitis, serta mata berair.

Salah satu efek jangka panjang abu vulkanik adalah silikosis. Silikosis adalah penyakit yang menyebabkan kerusakan paru-paru dan jaringan parut, dari paparan partikel bebas kristal silika. Mineral yang berkaitan dengan silikosis termasuk kuarsa, kristobalit, dan tridimit, semuanya berpotensi ada dalam abu vulkanik.

Abu vulkanik juga dapat mencemari pasokan air. Bayangkan bila air yang kita minum tercemar oleh abu vulkanik.

Namun, ada banyak cara untuk menghindari dan melindungi diri dari bahaya abu vulkanik. Tindakan pencegahan yang disampaikan oleh Federal Emergency Management Agency (FEMA) adalah sebagai berikut.

  • Mengenakan pakaian pelindung, kacamata, dan masker debu
  • Tutup pintu rumah agar debu yang masuk tidak banyak
  • Orang-orang dengan kondisi pernapasan, harus tinggal di dalam atau mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman. Secara umum dianjurkan untuk tidak bepergian.
  • Basahi setiap partikel debu dan abu untuk mencegah debu beterbangan
  • Saat berkendara, menjaga jarak yang tepat di antara mobil karena berkurangnya jarak pandang.
  • Menghindari mengerahkan tenaga terlalu besar, karena napas yang berat dapat menyebabkan terhirupnya lebih banyak partikel debu ke paru-paru. (volcanoes.usgs.gov)