Intisari-Online.com – Abu vulkanik, seperti yang berasal dari letusan Gunung Kelud,mencemari biosfer melalui inhalasi oleh manusia dan hewan, dan juga dapat mempengaruhi tanaman yang tumbuh di daerah sekitarnya dengan sejumlah besar abu. Ketika dihirup, butiran debu disimpan dalam saluran udara dan pada sel paru-paru.
Menghirup debu vulkanik bisa sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena abu terdiri dari aerosol berbahaya dan gas beracun. Efek kesehatan ini meliputi masalah pernapasan, masalah mata, dan iritasi kulit.
Dalam jangka pendek, menyerang pernapasan dengan gejala, mengeluarkan ingus, sakit tenggorokan, batuk, asma, sesak napas, mungkin bronchitus.
Sementara gejala pendek pada mata dengan gejala: mata menjadi gatal atau merah, lecet kornea atau goresan yang dapat menyebabkan konjungtivitis, serta mata berair.
Salah satu efek jangka panjang abu vulkanik adalah silikosis. Silikosis adalah penyakit yang menyebabkan kerusakan paru-paru dan jaringan parut, dari paparan partikel bebas kristal silika. Mineral yang berkaitan dengan silikosis termasuk kuarsa, kristobalit, dan tridimit, semuanya berpotensi ada dalam abu vulkanik.
Abu vulkanik juga dapat mencemari pasokan air. Bayangkan bila air yang kita minum tercemar oleh abu vulkanik.
Namun, ada banyak cara untuk menghindari dan melindungi diri dari bahaya abu vulkanik. Tindakan pencegahan yang disampaikan oleh Federal Emergency Management Agency (FEMA) adalah sebagai berikut.