Ternyata Ada Gen Pembawa Risiko yang Membuat Seseorang Selalu Alami Kesialan

K. Tatik Wardayati

Penulis

Misteri Acident Prone: Adanya Gen Pembawa Risiko yang Membuat Seseorang Selalu Alami Kesialan
Misteri Acident Prone: Adanya Gen Pembawa Risiko yang Membuat Seseorang Selalu Alami Kesialan

Intisari-Online.com – Pada tulisan sebelumnya telah dijelaskan bagaimana seseorang yang selalu mengalami kesialan dan rentan mengalami kecelakaan. Dikenal dengan istilah accident prone. Apakah gen pembawa risiko yang menyebabkan seseorang menjadi cenderung accident prone?

--

Bayangkan, Anda harus menghadiri pesta perkawinan saudara dekat. Mengingat jarak dan keterbatasan waktu, perjalanan hanya bisa ditempuh melalui transportasi udara. Sayangnya, saat itu cuaca demikian buruk, malam sangat gelap, berkabut dan tanpa bulan.

Anda juga baru 17 bulan silam menerima izin terbang, dan hanya mampu menerbangkan pesawat secara visual, bukan dengan instrumen. Padahal dalam cuaca yang tidak menentu, panduan instrumen sangat penting.

Belum lagi kaki Anda sedang dalam tahap penyembuhan karena patah dari kecelakan paragliding, sehingga tentu akan sulit mengontrol pedal pesawat. Bila Anda yang mengalami, apa yang akan Anda lakukan?

(Baca juga:Di Tengah Ribuan Mata Penontonnya, Seorang Matador Meregang Nyawa Ditanduk Banteng)

Itulah situasi yang dihadapi John F. Kennedy (JFK) Jr, anak laki-laki dari John F. Kennedy. la memilih menerbangkan sendiri. Akibatnya, pria kelahiran 25 November 1960 itu tewas ketika pesawat mesin tunggal Piper Saratoga yang dikemudikannya nyemplung di Lautan Pasifik.

Luar. biasa, dalam arti nekatnya. Bahkan harian The Washington Post menilai JFK Jr. terlampau berani mengambil risiko dan tak ada yang tahu mengapa ia begitu berani. Namun pakar genetik molekular, Richard Eibstein, mencoba menjawabnya.

Menurut dia, dalam tubuh JFK terdapat gen pembawa risiko yang diwariskan secara turun-temurun. Selain pada JFK Jr,gen itu tentu ada pula pada tiap generasi Kennedy. Tak heran bila beragam peristiwa tragis menimpa keluarga besar itu.

"Dengan gen ini, keturunan Kennedy terdorong melakukan aktivitas impulsif, penuh risiko, dan suka mengambil risiko."

Bahkan ia berani memastikan, "Lima puluh persen dari tingkah laku impulsif bisa dijelaskan olehfaktor genetis."

Dalam bidang bioteknologi pendapat itu, meski mungkin masih berupa perkiraan, ternyata bisa diterima. Pada dasarnya manusia terdiri atas dua komponen pokok, yaitu komponen fisik (tubuh) dan kompohen abstrak, yaitu aspek kejiwaan.

(Baca juga:Catat! Inilah Jenis Huruf yang Terlarang untuk Digunakan saat Menulis CV)

Dulu dua komponen ini dipisahkan sehingga tak berhubungan sama sekali, namun kini tidak lagi.

Berkat kemajuan iptek, kecenderungan munculnya beragam sifat abstrak tiap manusia bisa dijelaskan berdasarkan teori psikologi dan faktor biologi.

Diketahui gen tak hanya mengontrol sifat- sifat fisik (tinggi badan, warna rambut, gemuk-kurus) seseorang, tetapi juga mengontrol sifat abstrak manusia. Besar kemungkinan, tingkat kecerdasan atau kebiasaan minum alkohol misalnya, dipicu oleh faktor genetis.

Sedangkan munculnya sifat dan perilaku tertentu dari seseorang dipengaruhi oleh dua hal. Pertama, faktor genetis yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikut.

Namun, gen bisa berubah dari generasi ke generasi karena adanya percampuran pola gen dari ayah dan ibu, yang masing-masing menyumbang setengah dari ciri-ciri genetis dasar. Sehingga informasi genetis itu akan diterjemahkan menjadi satu gen baru yang bisa berbeda dengan induknya.

Faktor kedua adalah interaksi individu dengan lingkungan. Pertemanan dalam kelompok dan kondisi lingkungan alam sanggup mempengaruhi perubahan perilaku individu. Munculnya kecenderungan perilaku tertentu tak bisa hariya dibebankan pada gen. Contoh sederhana, ibu yang pemarah belum tentu punya anak yang pemarah.

Dari sudut psikologi hal itu bisa dibenarkan. Meski sampai sekarang masih ada perdebatan di kalangan para ahli, mana di antara keduanya yang berpengaruh lebih besar dalam pembentukan sifat dan perilaku seseorang.

Masalahnya, belum diketahui secara pasti apakah seseorang memiliki gen tertentu itu. Maka akan sulit pula memprediksi langkah-langkah untuk mengendalikan dorongan berperilaku negatif yang mungkin dipicu oleh faktor genetis.

Benda mati pembawa sial

Lalu bagaimana bila sial itu menimpa benda mati, seperti yang dialami artis terkenal James Dean?

Pada 30 September 1955 James Dean tewas dalam kecelakaan ketika Porsche Spyder barunya menubruk mobil lain. Penumpang lain yang terlempar dari mobil selamat, sedangkan Dean, terjepit di dalam.

(Baca juga:Artefak Ini Ungkap Temuan Mengerikan dari Sekoci Terakhir Kapal Titanic)

Bintang dalam film legendaris Rebel Without A Cause itu tewas dalam ambulans yang membawanya ke rumah sakit. Namun kisahnya ternyata belum selesai.

Setelah merenggut nyawa pemiliknya, konon bagian-bagian Porsche Spyder yang dipasangkan pada mobil lain pun mengakibatkah kecelakaan.

Porsche itu kemudian dijual ke agen mobil bekas yang kemudian memamerkannya pada umum untuk kampanye keselamatan mengemudi. Ia menetapkan tarif 25 sen per orang bila ingin menonton.

Selanjutnya desainer mobil George Barris membelinya dan berencana menjual bagian demi bagian. Saat dikirim ke rumah Barris, di halaman rumah mobil itu menggelinding keluar dari truk yang mengangkutnya, kemudian menimpa dan mematahkan kaki seorang mekanik.

Troy McHenry, dokter di Beverly Hills, membeli mesin Porsche itu untuk menggantimesin Porsche-nya. Apa lacur, 22 Oktober 1956 si dokter tewas dalam balap mobil di Pomona Fairground, Los Angeles.

Dalam kecelakaan itu ia mengemudi Porsche Spyder untuk pertama kalinya. Namun, masih ada silang pendapat yang mempertanyakan apakah mesin mobil Dean ada di dalamnya.

(Baca juga:Tak Mau Menyerah, Pelari Asal Kenya Ini Menangkan Maraton 23 km Meski Hanya Menggunakan Kaos Kaki)

Dokter anonim lain membeli transmisi Porsche Dean. Ia juga mengalami luka serius dalam tabrakan mobil. Sementara seorang warga New York membeli dua ban Dean. Mobilnya mengalami kecelakaan saat dua ban itu secara misterius meletus berbarengan!

Bodi mobil Dean lalu dikirim untuk pameran sebagai kampanye keselamatan lalu lintas di Salinas, Kalifornia. Lagi-lagi, truk pengangkutnya tergelincir. Pengemudinya tewas. Sejak itu bodi mobil dilaporkan hilang, dan tak pernah ditemukan lagi.

Bagaimana pula ini?

--

Tulisan ini pernah dimuat di Rubrik Maya Intisari edisi Oktober 1999, dengan judul asli Accident Prone, si Rentan Celaka.