Intisari-Online.com -Tahun ini, tepatnya 31 Maret 2915, Menara Eiffel di Paris genap berusia 126 tahun, satu seperempat abad lebih. Konstruksinya terdiri atas 10.000 potong besi cor yang disambung-sambung di tempat. Perakitannya memerlukan tenaga 230 orang dan makan waktu dua tahun. Selama wakitu hanya satu orang tenaga kerja yang tewas dalam tugas. Di awal-awal perencanaannya, Menara Eiffel bisa dianggap sebagai sebuah monumen adu tinggi.
Menara Eiffel merupakan atraksi dan bangunan utama Pameran Paris tahun 1889. Bangunan tertinggi di dunia di zamannya (dan 41 tahun kemudian) ltu, masih paling tinggi juga di Eropa sekarang.
Pertengahan abad ke-19 itu memang era pameran. Negara-negara kuasa berlomba memamerkan kemajuan industri dan hasil penaklukan kolonial mereka. Inggris mengawali dengan Pameran Raya 1851, di mana 6 juta orang menyaksikan segala yang menakjubkan di Istana Kristal yang dibangun di Hyde Park. Tujuh juta orang menyaksikan pameran Raja-di-Raja
Austro-Hongaria di Wina, tahun 1873. Tiga tahun kemudian, 10 juta manusia mengunjungi Pameran Philadelphia di Amerika Serikat. Pameran Paris tahun 1878 menarik 16 juta pengunjung. Namun, pameran tahun 1889 memiliki keistimewaan. Pada tahun itu genap seratus tahun Revolusi Prancis.
Gagasan menara 1.000 kaki (±304,8 m) mula-mula dikemukakan seorang insinyur dari Corn, Richard Trevithick, tahun 1832. Empat puluh dua tahun kemudian, penyelenggara Pameran Philadelphia di AS mengumumkan akan merayakan peringatan seabad dengan suatu bangunan besi paling kolosal yang pemah dikenal manusia. Namun, tahun 1876 berlalu tanpa satu lambang pun menandai peristiwa pameran itu.
Tahun 1884, penyelenggara pameran sejagad berikut memutuskan untuk membangun menara 1.000 kaki itu, meski dipendekkan sampai 300 m (jika dibulatkan, 1.000 kaki ekuivalen dengan 304,8 m). Pada waktu itu bangunan tertinggi di dunia ialah Monumen Washington yang berupa obelisk
batu (169 m). Sebelum itu, bangunan tertinggi adalah menara tengah Katedral Lincoln (160 m) yang dibangun tahun 1307. Bangunan itu roboh diterpa angin topan pada 1568. Piramida Cheops (147 m), di Mesir, merupakan bangunan tertinggi di zaman purba.
Penyelenggara meneliti sejumlah rancangan, termasuk satu rancangan yang menggambarkan pisau guillotin setinggi 1.000 kaki. Rancangan Ir. Eiffel ternyata paling menarik. Dua dari pembantunya, Maurice Koechlin dan Emile Nouguier, mula-mula mengajukan gagasan menara dari besi cor ditopang pondasi beton. Eiffel kemudian mengambil alih gagasan itu.
Dia berhasil meyakinkan para anggota panitia bahwa sebuah monumen batu akan menjadi terlalu berat. Dia menolak bangunan baja, karena menurut hematnya akan menjadi terlalu ringan sehingga tidak akan mampu menahan terpaan angin. Eiffel sebenarnya ingin mengerjakan bahan yang dikenalnya sangat baik.Artikel ini pernah dimuat di Intisari edisi Mei 1989 dengan judul "Seabad Menara Eiffel"