Intisari-Online.com - Berapa banyak dari kita yang berumur lebih dari 96 tahun? Berapa banyak orang yang berumur lebih dari 96 tahun yang mengingat seperti apa Indonesia saat itu? Mungkin hanya sedikit orang saja. Namun bila dibandingkan dengan seberapa banyak perubahan yang terjadi selama 96 tahun, tentu berbanding terbalik. Indonesia dengan suku dan budaya yang berlimpah dan perjalanan waktu sejak 1920 akan meninggalkan banyak "jejak" perubahan yang belum tentu tercatat dan terwariskan di dalam benak kita.
Seperti apa orang Bali berbusana, seperti apa seorang pangeran Jawa, dan mungkin anda penasaran dengan seperti apa pedagang makanan di Jakarta saat itu? wowshack.com mengumpulkan beberapa foto yang menunjukan seperti apa "wajah" Indonesia sebelum tahun 1920.
Gregorius Bhisma Adinaya
(FOTO) Melihat Indonesia Sebelum 1920
Seorang pangeran Jawa dengan dua orang pembantu (Tropenmuseum).
Gregorius Bhisma Adinaya
(FOTO) Melihat Indonesia Sebelum 1920
Seorang pedangan asal Batavia membawa dagangannya (Tropenmuseum).
Gregorius Bhisma Adinaya
(FOTO) Melihat Indonesia Sebelum 1920
Raden Saleh, seorang seniman lukis yang memproklamirkan seni Indonesia modern (old-indische.blogspot.com.au).
Gregorius Bhisma Adinaya
(FOTO) Melihat Indonesia Sebelum 1920
Seorang Raja Buleleng, Bali bersama seorang sekertaris (Tropenmuseum).
Gregorius Bhisma Adinaya
(FOTO) Melihat Indonesia Sebelum 1920
Dua orang prajurit suku Nias (Tropenmuseum).
Gregorius Bhisma Adinaya
(FOTO) Melihat Indonesia Sebelum 1920
Seorang pria Dayak dengan tato tradisional Dayak di sekujur tubuhnya (Sickchripse.com).
Gregorius Bhisma Adinaya
(FOTO) Melihat Indonesia Sebelum 1920
Foto keluarga Batak TOba di depan rumah mereka, Sumatera Utara (Tropenmuseum).
Gregorius Bhisma Adinaya
(FOTO) Melihat Indonesia Sebelum 1920
Beberapa lelaki bertopeng seusai pentas teater topeng (US Library of Congress).
Gregorius Bhisma Adinaya
(FOTO) Melihat Indonesia Sebelum 1920
Seorang kepala suku Dayak berpose dengan atribut perang yang mereka miliki (Tropenmuseum).
Gregorius Bhisma Adinaya
(FOTO) Melihat Indonesia Sebelum 1920
Tari sedari saat dipentaskan di Samalanga, Bireun, Aceh (Tropenmuseum).
Gregorius Bhisma Adinaya
(FOTO) Melihat Indonesia Sebelum 1920
Seorang perempuan Bali sedang memintal benang (old-indische.blogspot.com.au)
Gregorius Bhisma Adinaya
(FOTO) Melihat Indonesia Sebelum 1920
Sejumlah pekerja di tengah pembangunan terowongan kereta di Jawa (Tropenmuseum),
Gregorius Bhisma Adinaya
(FOTO) Melihat Indonesia Sebelum 1920
Sejumlah "orang kampung" berkumpul untuk mendengarkan lagu dari sebuah gramafon (old-indische.blogspot.com.au)
Gregorius Bhisma Adinaya
(FOTO) Melihat Indonesia Sebelum 1920
Seorang pengedar Opium dan seorang perokok berpose bersebelahan (Fareastitems.com)
Gregorius Bhisma Adinaya
(FOTO) Melihat Indonesia Sebelum 1920
Sejumlah pelajar sekolah STOVIA (School for Training of Native Physicians) (Tropenmuseum).
KOMENTAR