Intisari-Online.com -Lebih dari 20 abad kemudian orang masih juga belum bisa menjelaskan fenomena kesurupan. Belum juga memutuskan benarkah roh dapat tetap ada tanpa wadag? Dugaan yang tidak ada artinya bagi kelompok rasional yang selalu menuntut bukti tentu saja ditolak oleh puluhan ribu orang yang memiliki pengalaman menjelang ajal atau keluarga roh dari tubuh.
Ernest Hemingway, salah satunya, dalam A Farewell to Arms, ia menjelaskan pengalamannya di medan perang Italia melalui tokoh Federick Henry. "Aku merasa sebagian diriku terdorong ke luar, sebagian lagi makin banyak dan akhirnya seluruh tubuhku. Aku bebas. Tiupan angin membawaku pergi. Aku tahu, saat itu aku sudah mati..."
Salah satu usaha membuktikan bahwa roh bisa bertahan adalah dengan munculnya konsep cryonics teknik penyimpanan tubuh dengan pembekuan untuk dibangunkan lagi suatu saat nanti. Para pendukung konsep itu percaya sebuah roh harus menunggu di tempat yang kurang menyenangkan sampai suatu ketika ilmu pengetahuan menemukan teknologi yang bisa mengembalikan fungsi tubuh dan memasukkan kembali roh mereka.
Meski cryonics dianggap sebagai ilmu yang keberhasilannya untung-untungan, teknik ini mencoba menjawab banyak pertanyaan. Seperti, apakah itu langgeng? Dapatkah ia dimasukkan kembali ke tubuh pemiliknya? Adakah ilmu yang dapat mencegah kematian dan memperbaiki tubuh yang rusak? Atau menciptakan tubuh baru karena yang bisa disimpan hanya otaknya?
Pendukung cryonics sering unjuk gigi dengan keberhasilannya menghidupkan binatang seperti hamster (sejenis tikus) atau anjing. Cara kerja mereka adalah dengan menyimpan binatang percobaan tersebut dalam kondisi sedikit di atas titik beku mengeluarkan darahnya untuk diganti dengan caran gliserol yang telah diramu untuk mencegah kerusakan sel tubuh pada kondisi suhu rendah. Bisa dikatakan, binatang tersebut dalam keadaan mati suri. Selama ini ada beberapa binatang yang berhasil dihidupkan lagi. Namun, percobaan itu masih memiliki titik lemah, karena saat memasuki mesin pendingin, binatang itu rata-rata dalam keadaan sehat dan masih hidup.
Tapi cryonics pun memancing pertanyaan lain. Misalnya, saat kesadaran mereka hilang, apa sesungguhnya yang terjadi dengan rohnya? Lalu, saat ia berhasil dihidupkan kembali, bagaimana kita bisa yakin bahwa roh yang kembali sama dengan yang dipindahkan?--
Artikel ini pernah dimuat di Intisari edisi Mei 1997 dengan judul “Di Tubuhnya Bersemayam Roh Lain”