Intisari-Online.com - Seorang ibu kerepotan mencari anaknya ketika berbelanja di pasar yang ramai dan luas. Tentu saja bukan hal mudah untuk mencarinya. Pengumuman melalui pengeras suara tentu saja tidak dapat diandalkan. Nah, sebuah alat pengawasan terbaru mungkin dapat menjadi jawabannya.
Alat yang diciptakan oleh Hitachi Kokusai Electric ini sanggup mencari hingga 36 juta wajah dalam hitungan detik. Untuk mencari anak yang hilang tadi, si Ibu tadi hanya perlu menunjukan foto anaknya untuk kemudian mesin akan mencarinya. Tentu saja alat ini dapat berfungsi apabila kamera-kamera perekam wajahnya terdapat di beberapa titik di pasar tersebut.
Masih bingung? Anda mungkin tidak asing dengan teknologi “face detection” yang biasanya ada pada kamera. Nah, dengan menempatkan beberapa kamera yang menerapkan teknologi “face detection” ini di beberapa titik, maka wajah setiap orang yang berada dalam jangkauan kamera tersebut akan terekam. Misalnya wajah Bejo yang terekam saat berbelanja di pasar.
Selanjutnya, wajah Bejo yang sudah direkam tersebut disimpan dalam suatu database. Apabila Bejo melintas di lokasi lain, di terminal misalnya, namun masih dilengkapi kamera “face detection”, maka wajahnya akan kembali terekam sekaligus akan dicocokkan dan digabungkan dalam satu kelompok “wajah Bejo” dengan rekaman wajahnya saat berada di pasar.
Ketika suatu saat Bejo dicari, maka pencarinya tinggal menunjukan foto Bejo atau menyambungkan ponsel atau kamera yang memuat foto Bejo. Tring, dalam hitungan detik, maka jutaan wajah Bejo (atau yang mirip dengannya) yang terekam di berbagai tempat tadi akan termuat. Dari situ, lokasi Bejo dapat diketahui berikut aktivitas yang dilakukannya.
Perangkat ini juga memiliki kelebihan berupa kemampuan untuk mengenali wajah yang menyimpang hingga 30 derajat baik secara horizontal maupun vertikal dari kamera. Selain melalui kamera pengawas, foto-foto yang berasal dari kamera saku, perekam video atau telepon seluler juga dapat dimasukkan ke dalam database, tentunya untuk dicocokkan.
Seiichi Hirai, peneliti dari Hitachi Kokusai Electric berharap teknologi ini dapat diterapkan dalam suatu sistem pengawasan skala besar, misalnya di stasiun kereta api, perusahaan pembangkit listrik, penegak hukum dan toko-toko yang besar.
Salah satu kegunaan dari teknologi ini adalah untuk mengenali pelaku pencurian ataupun perampokan toko swalayan, seperti yang kerap terjadi di Indonesia. Melalui teknologi ini, maka jejak pelaku yang sering kali melakukan survei sebelum melakukan aksinya dapat diketahui. Sehingga petunjuk untuk menemukan sekaligus mengumpulkan barang bukti dari pelaku tersebut akan semakin mudah.
Mungkin bisa digunakan juga untuk mencari jejak koruptor yang kabur. (Digital Trends)